SuaraJawaTengah.id - Indonesia hari ini sedang merayakan Kemerdekaan yang ke-76. Usia yang terbilang cukup matang bagi sebuah negara untuk terus bergerak maju.
Terlepas dari itu, jika kita menengok ke belakang, perjuangan kemerdekaan Indonesia tak dipungkiri berkat jasa para pahlawan nasional terdahulu. Banyak pertumpahan darah terjadi sebelum bendera merah putih berkibar.
Jawa Tengah sendiri banyak melahirkan tokoh-tokoh Pahlawan Nasional yang paling berjasa dalam memerdekaan Indonesia. Untuk itu sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib merenungi segala pengorban para pahlawan di Hari Kemerdekaan Indonesia.
Menghimpun informasi dari channel youtube Banyumas24jam, berikut sederet Pahlawan Nasional yang lahir di Jawa Tengah yang harus kamu ketahui:
Baca Juga:Tak Melulu Angkat Senjata, Ini Dokter dan Musisi Pahlawan Nasional Asal Surabaya
1. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman lahir di Bodas, Karijati, Purbalingga pada 24 Januari 1916. Beliau sudah menjadi Jenderal sejak usia 31 tahun.
Walaupun menderita sakit paru-paru, ia tetap melanjutkan perjuangan melawan gerilya melawan Belanda. Selain itu, Jenderal Soedirman sosok seorang guru HIS di Cilacap.
Jenderal Soedirman juga aktif di Kepanduan Hizbul Wathan, masuk PETA pada zaman Jepang dan setelahnya langsung menjadi Komandan Bataylon di Kroya.
2.R.A. Kartini
Baca Juga:HUT ke-76 RI, Kalimantan Barat Diprediksi Hujan Lebat Disertai Angin
Kartini adalah keturunan bangsawan yang masih tunduk pada adat istiadat, ia lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia tidak diizinkan melanjutkan sekolah setelah lulus SD dan dipingit untuk dinikahkan.
Untuk mengisi waktu luangnya, Kartini rajin membaca dan mengirim surat kepada teman-temannya di Eropa, yang dibukukan oleh Mr. J. Abendanon dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang" pada tanggal 17 September 1904.
Setelah kepergiaan Kartini, namanya begitu harum setelah setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini atas atas jasanya terhadap emansipasi wanita di Indonesia.
3. Dr. Tjiptomangunkusumo
Dr. Tjiptomangunkusumo lahir di Pecangakan, Ambarawa, Semarang pada tahun 1886. Dirinya terkenal sebagai "Tiga Serangkai" bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara.
Ia salah satu tokoh dalam Indishe Partiji dan pernah menjadi anggota Volksraad. Beserta kedua rekannya ia pernah diasingkan oleh kolonial Belanda pada tahun 1913. Lalu pada tahun 1927, ia kembali dibuang oleh kolonial Belanda dan akhirnya wafat pada 8 Maret 1943 di Ambarawa.
4. Jenderal Gatot Subroto
Jenderal Gatot Subrtoto adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang disegani saat berjuang merebut kemerdekaan. Ia lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 19 Oktober 1962.
Semasa hidupnya Jenderal Gatot Subroto pernah dididik sekolah militer KNIL, masuk pendidikan PETA di Bogor. Kemudian masuk TKR sebagai panglima divisi II, Korps polisi militer dan Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya.
Namanya yang harum dan diabadikan disetiap jalan Indonesia ini juga pernah menjadi panglima di Tentara Negara Indonesia (TNI).
5. Sri Susuhanan Pakubuwono VI
Sri Susuhanan Pakubuwono VI adalah Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah dari tahun 1823-1830. Beliau adalah pendukung perjuangan Pangeran Diponegoro secara rahasia karena terikat penjanjian dengan Belanda.
Sehingga ia melakukan aksi ganda dengan berpura-pura membantu Belanda untuk menyamarkan dukungannya kepada Diponegoro. Belanda yang mulai curiga kemudian menangkap dan membuang beliau ke Ambon pada tahun 1830.
6. Jenderal Oerip Soemohardjo
Pria yang dikenal sebagai Muhammad Sidik ini lahir di Sindurjan, Purworejo pada 22 Februari 1893. Ia adalah jenderal dan kepala Staf TNI pertama di era revolusi. Beliau juga pernah menjadi Letnal KNIL selama hampir 25 tahun.
Sehingga membuat Jenderal Oerip Soemohardjo menjadi perwira pribumi yang memiliki pangkat tertinggi di KNIL. Pada tahun 1938 ia mengundurkan diri karena berselisih dengan Bupati Purworejo, namun pada tahun 1940 dipanggil untuk bertugas kembali.
7. Jenderal TNI Anm, Achmad Yani
Jenderal TNI Anm. Achmad Yani lahir pada 19 Juni 199 di Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah seorang komandan TNI Angkatan Darat. Ahmad Yani pernah mengikuti wajib militer Hindia Belanda pada tahun 1940.
Ia juga pernah bergabung dengan PETA pada tahun 1943. Namun sayang sosok Jenderal ini menjadi korban keganasan GS 30 PKI yang meninggal di Lubang Buaya, Jakarta pada 1 Oktober 1965 dan dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.
8. Supeno
Supeno salah satu pahlawan yang pernah ikut bergerilya di zaman penjajahan Belanda ini lahir di Pekalongan pada 12 Juni 1916. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pembangunan/Pemuda di era Hatta I.
Namun di penghujung usia akhirnya ia tertangkap di Desa Genter, Nganjuk pada tahun 1949 dan dibunuh oleh Belanda dengan ditembak pada pelipisnya di usia 32 tahun.
9. Pangeran Sambernyowo
Lahir di Keraton Kartasuro 7 April 1725, beliau berjuang sendirian menghadapi dua Kerajaan Pakubuwono III dan Pangeran Mangkubumi yang berkhianat dan dijadikan raja oleh Belanda. Ia juga melawan pasukan kompeni sejak 1742-1757 dan melakukan pertempuran sebanyak 250 klai selama 16 tahun.
10. Dr. Muwardi
Dokter lulusan Stovia dengan spesialis THT ini adalah pahlawan nasional yang lahir di Desa Randukuning, Pati, Jawa Tengah pada 1907. Ia terkenal sebagai dokter gembel, karena pergaulannnya lebih senang bergaul dengan para gembel daripada golongan atas.
Ia juga mendirikan kepanduan baru di Jakarta yang menjadi cikal bakal Pramuka, menjadi Ketua Barisan Pelopor di Surakarta, mendirikan Sekolah Kedokteran dan Gerakan Rakyat untuk melawan PKI. Kemudian sosok pria ini hilang pada peristiwa Madiun tanggal 13 September 1948, diduga dibunuh pemberontak.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan