SuaraJawaTengah.id - Sejumlah petani cabai di Magetan, Jawa Timur, mengeluhkan penurunan harga jual. Harga cabai yang tadinya minimal Rp50 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp10 ribu, bahkan kurang. Dengan harga sebesar itu, modal mereka menanam dan merawat tidak kembali.
Tak hanya petani, pedagang di pasar pun ikut mengeluhkan harga cabai.
Sulistyo Hadi, seorang petani asal Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, mengaku tidak punya pilihan lain selain membiarkan tanaman cabai rusak. Dia merasa rugi jika terus mengeluarkan uang untuk merawatnya karena harga jual jauh dari harapan.
‘’Harga anjlok, dan tanaman cabai banyak yang kena virus. Akibatnya busuk buah sehingga gagal dipanen. Busuk buah disebabkan karena sejak awal tanam yakni bulan Mei lalu masih terjadi hujan sehingga tanaman telalu banyak air dan mengakibatkan busuk buah,’’ kata Sulistyo dalam laporan Beritajatim, Selasa (31/8/2021)
Baca Juga:Kocak! Takut Jarum Suntik, Kakek Ini Tutupi Muka Pakai Masker hingga Dipegangi Polisi
Akibat harga cabai turun secara liar, kehidupan petani seperti Sulistyo semakin nglokro. Mereka memilih pasrah saja dengan keadaan.
Menurut pedagang cabai di Pasar Sayur Magetan, Qomariatun, harga turun setelah hari raya Idul Adha. Pada waktu hari raya, harga masih normal berada dikisaran Rp50 ribu per kilogram. Setelah itu, berangsur-angsur turun sampai Rp10 ribu.
‘’Saya jual Rp14 ribu. Tapi karena kualitas buruk, pembeli banyak yang menawar hingga Rp10 ribu. Padahal saya membeli dari petani Rp12 ribu. Saya rugi jika menuruti pembeli dengan harga jual selisih Rp2 ribu,’’ kata Qomariatun.
Dia menduga faktor yang mendorong penurunan harga cabai kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat. Daya beli menurun berakibat pada turunnya harga di pasaran.
Dia berharap pemerintah segera turun tangan untuk membuat harga cabai normal lagi dan daya beli masyarakat semakin semakin meningkat.
Baca Juga:Marah Mobilnya Disenggol, Bang Jago Magetan Todongkan Pistol