SuaraJawaTengah.id - "Narasi Sinisme Celeng Vs Banteng disuarakan politisi PDI Perjuangan beberapa pekan ini, Barisan Celeng Berjuang sepertinya tak menyerah memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo"
Meningkatnya tensi politik internal PDI Perjuangan Jawa Tengah, menguras tenaga dan pikiran Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Purworejo, Albertus Sumbogo.
Tokoh senior partai banteng Kabupaten Purworejo ini dipanggil ke Jakarta oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, 15 Oktober kemarin. Sumbogo dimintai klarifikasi soal sikapnya mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar Pranowo untuk maju Pilpres 2024.
“(Saya) agak sakit. Batuk menjadi-jadi dan sering sesek jika emosi,” kata Sumbogo saat dihubungi SuaraJawaTengah.id, 18 Oktober 2021.
Baca Juga:Kisruh Celeng dan Banteng, Rudy: PDIP Solo Tetap Solid untuk Memenangkan Pemilu 2024
Menurut Sumbogo, agenda klarifikasi berlangsung kekeluargaan. Dia diterima Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun.
Kepada Dewan Kehormatan, Sumbogo menjelaskan alasanya mendukung Gubernur Ganjar Pranowo. “Mengapa semua ini saya lakukan? Itu karena cinta saya kepada PDIP dan Bu Mega (Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri).”
Sumbogo merasa terjadi ketidakadilan yang terstruktur untuk menjegal Ganjar Pranowo. Dia merasa telah terjadi proses ologarki kekuasaan yang mengerikan di PDIP.
“Padahal hal seperti itu yang kita perangi saat kita ditindas oleh rezim Orde Baru,” kata Sumbogo.
Dia menuding saat ini hampir tidak mungkin Ganjar didukung secara struktural oleh PDIP Jawa Tengah. Dewan Daerah PDI Perjuangan Jateng secara masif mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden.
Baca Juga:Setelah Ganjar, Anies Dideklarasikan Jadi Calon Presiden 2024
Kelompok elite partai di Jateng kata Sumbogo melakukan upaya politik agar Puan Maharani dideklarasikan oleh kelompok non-struktural. “Bahkan oleh kelompok masyarakat lain, sekalipun itu ahistoris terhadap PDIP. Menurut saya itu sah-sah saja sebagai ikhtiar politik.”
Dukungan Sumbogo terhadap Ganjar tidak main-main. Sumbogo didaulat memimpin barisan relawan Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Kabupaten Purworejo.
Jabatan Ketua SGI Kabupaten Purworejo yang kemudian menyebabkan Albertus Sumbogo dipanggil DPP PDIP. Sumbogo dinilai tidak konsisten merangkap jabatan.
Hasil klarifikasi di DPP antara lain meminta Sumbogo tidak menggunakan jabatannya sebagai pengurus partai dalam kegiatan relawan pendukung Ganjar.
“Bagi saya ini membingungkan. Di satu sisi peran partai dan kader diminta untuk menampung aspirasi masyarakat. Di sisi lain struktural partai dilarang deklarasi dukungan atas aspirasi tersebut.”
Koordinator Wilayah (Korwil) SGI Jawa Tengah, Alex Ngatidjan menjelaskan kegiatan relawan pendukung Ganjar tidak terkait dengan partai manapun.
Sebagai organisasi relawan, basis keanggotaan SGI bersifat massa mengambang. “Cuma kebetulan Purworejo ini yang jadi ketuanya adalah orang struktur di PDIP. Tapi di berbagai tempat tidak semuanya orang Banteng. Ada yang dari partai lain,” kata Alex Ngatidjan.
Semula SGI bahkan menghindari pengurus aktif partai masuk dalam struktur. Namun dinamika politik internal PDIP Purworejo, menyebabkan pemilihan Albertus Sumbogo menjadi Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia tidak terhindarkan.
Urutan waktu pembentukan pengurus SGI Purworejo, deklarasi mendukung Ganjar, dan respon keras DPD PDIP Jateng mencap kader yang terlibat deklarasi sebagai barisan celeng, berlangsung sangat cepat.
“Saat itu kita percayakan ke kawan Purworejo. Sangat cepat tiba-tiba sudah terbentuk kepengurusan terus langsung deklarasi,” kata Ketua Dewan Pimpinan Nasional SGI, Teddy Mulyadi.
Aspirasi Kader Akar Rumput
Menurut Teddy, dukungan Sumbogo kepada Ganjar didasari aspirasi politik kader PDIP di akar rumput. Sikap keras yang ditunjukkan elite PDIP Jateng memicu menggelembungnya suara dukungan terhadap Ganjar.
“Bambang Pacul memulainya dengan mendzolimi Ganjar. Harusnya kan adem-adem saja, silakan dimusyawarahkan.
Klaim dukungan arus bawah dikuatkan oleh elektabilitas Ganjar Pranowo yang berdasarkan jajak pendapat sejumlah lembaga survei menunjukkan tren positif.
Lembaga Survei Litbang Kompas menempatkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pada peroleh tingkat elektabilitas yang setara yaitu 13,9 persen. Di bawahya ada Anis Baswedan yang mendapat 9,6 persen dukungan hasil survei.
Satu-satunya nama kader potensial PDIP yang layak maju Pilpres 2024 versi Sekjen Hasto Kristiyanto, menurut survei Litbang Kompas hanya Tri Rismaharini. Elektabilitas Menteri Sosial itu mendapat 4,9 persen dukungan.
Tapi hasil survei ini bisa saja mentah jika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri ternyata menunjuk nama calon lainnya. Sesuai mekanisme partai, Megawati berhak menunjuk siapa jagoannya pada Pilpres 2024.
Hingga kini belum terbaca kemana arah suara dukungan Megawati. Dukungannya terhadap Puan Maharani maupun Prananda Prabowo juga belum dapat dipastikan.
Seknas Ganjar Indonesia memastikan tidak akan mencampuri hak prerogratif Ketua Umum PDIP terkait pencalonan presiden. Kelompok relawan berharap, survei elektabilitas dan suara aspirasi kader tingkat bawah menjadi pertimbangan Ketua Umum PDIP menjatuhkan pilihan.
Tapi Teddy mengingatkan, karakter relawan Ganjar yang mayoritas juga pendukung Presiden Joko Widodo sebaiknya dipertimbangkan.
“Jadi kalau nanti ada jargon: ‘Ora Ganjar Ora’, artinya kalau tidak Ganjar ya (masyarakat) tidak pilih PDIP. Itu sebagian besar dari pendukung Jokowi begitu.”
Menurut Teddy, PDI Perjuangan akan mendapat efek suara dari para pendukung Ganjar. “Kalau Ganjar diusung ya kita sudah pasti pilih PDIP. Kalau Ganjar tidak diusung ya kita tidak memilih PDIP. Milih yang dukung Ganjar, tentunya supaya kuat partainya,” ujar Teddy.
Terkait peringatan lisan DPP PDIP, Albertus Sumbogo mengaku akan tetap menyuarakan aspirasi mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Dukungan terhadap Ganjar menurut Sumbogo menunjukkan bahwa orang baik yang dibela rakyat suaranya tak terbendung. “Semakin kami ditekan, kami akan semakin melawan.”
Kontributor : Angga Haksoro Ardi