SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki peluang mencalonkan diri. Namun, hingga kini sinyal Ganjar bakal diusulkan oleh partainya belum terlihat.
Padahal, popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo tengah moncer. Ia digadang-gadang menjadi suksesor Presiden Joko Widodo.
Namun, ada kemungkinan PDIP akan memasangkan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani pada Pilpres 2024.
Dikutip dari Solopos.com, prediksi itu disampaikan oleh Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting Saiful Mujani.
Baca Juga:Ridwan Kamil Disebut Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Ini Kata Peneliti Politik
“Kalau PDIP tidak mencalonkannya karena memasangkan Puan dengan Prabowo, mungkin Ganjar tidak maju. Kalau Ganjar tidak maju lalu siapa? Mungkin Anies, Ridwan, atau Khofiffah. Sementara, Anies berpeluang unggul atas Prabowo dan AHY,” katanya melalui Twitter, Sabtu (6/11/2021).
Menurut Saiful Mujani, jika PDIP tetap mencalonkan Prabowo-Puan kemungkinan akan kalah, jika lawannya Anies Baswedan menggandeng Airlangga Hartarto, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Prabowo-Puan vs Anies-Airlangga [Ridwan atau Khofiffah atau AHY] kemungkin Anies lebih baik peluangnya untuk menang,” katanya.
“Yang bisa menghentikan Anies sementara ini tidak ada kecuali Ganjar. Maka yang menentukan kemudian adalah apakah PDIP akan tetap dukung Prabowo lawan Anies karena ingin Puan jadi wapres Prabowo. Padahal, Prabowo akan kalah sama Anies sehingga target Puan tak tercapai?” tambah dia.
Saiful menjelaskan peta tersebut terjadi apabila partai politik tidak memaksa untuk mengusung kadernya sebagai capres atau cawapres. Alasannya berdasarkan elektabilitas saat ini, Saiful menjelaskan cuma ada beberapa nama potensial yakni Prabowo, AHY, Puan Maharani (PDIP), Airlangga Hartarto (Golkar), dan Muhaimin Iskandar (PKB).
Baca Juga:Dukung jadi Capres Tanpa Bicara ke Ganjar, Relawan Sigap: Ini Murni Dorongan Rakyat
Peluang Lebih Baik
Sedangkan partai lain, menurutnya, belum terlihat ketua atau wakil ketuanya yang sudah mulai kerja untuk sosialisasi kepada masyarakat.
Sedangkan yang punya tingkat keterpilihan cukup tinggi adalah Prabowo dan AHY. Saiful melihat Golkar bisa bersama dengan Prabowo maupun AHY. Hal itu, tergantung pada Airlangga dapat posisi capres, cawapres, atau tidak. Selain itu juga berpengaruh siapa yang memiliki peluang lebih baik untuk menang.
“Kalau Puan berpasangan dengan Prabowo, maka Golkar mungkin tak ke Prabowo karena target jadi cawapres sudah terisi Puan. Bila kans AHY baik, Airlangga bisa bersama AHY. Prabowo-Puan vs AHY-Airlangga? Dilihat dari kursi mereka di DPR, sudah cukup,” jelasnya.
Apabila koalisi tidak bisa terbentuk dengan Prabowo atau AHY, partai politik bisa mencari alternatif selain kader. Dilihat dari sentimen pemilih, ada sejumlah nama di luar ketua partai yang menunjukan gejala dukungan kuat dari rakyat. Mereka adalah Ganjar, Anies, Ridwan, dan Khofifah.