Putus Sekolah
Menurutnya, apa yang dia perjuangkan adalah hal yang benar. Dia tak bisa tinggal diam melihat anak-anaknya akan putus sekolah jika tak ada kenaikan upah. Selain upahnya yang rendah, selama pandemi dia juga sering diliburkan.
Dalam satu bulan saja, biasanya dia hanya bisa bekerja satu minggu saja. Banyak pengurangan jam kerja saat pandemi. Hal itu otomatis mengurangi upah yang didapatkannya.
"Untuk saya sendiri aja kurang, apalagi jika dihitung dengan kebutuhan keluarganya saya," keluhnya.
Baca Juga:Keputusan UMK 2022 Ada di Tangan Gubernur, Buruh: Kita Sayang Ridwan Kamil Kok
Untuk itu, dia berharap agar pemeritah dapat menaikan gaji buruh. Jika upahnya naik, dia dapat melunasi utang selama pandemi. Apalagi, lanjutnya, sampai saat ini dua anaknya itu belum ada keringanan dari pihak sekolahan.
"Utangnya banyak, sampai sekarang juga belum ada keringanan dari sekolah," imbuhnya.
Hal yang sama juga dikatakan Anis (27). Dia merupakan salah satu buruh yang datang dari Magelang untuk mengikuti aksi demontrasi di depan kantor Gubernur Jateng.
Meski saat ini masih lajang, Anis mengaku masih banyak kebutuhan yang kurang dengan gaji yang dia terima saat ini. Selama pandemi, banyak kebutuhan yang bertambah seperti masker, hand sanitizer dan alat kesehatan yang lain.
"Selain itu saya juga harus membantu adik saya yang masih sekolah," paparnya.
Baca Juga:Plt Bupati Bekasi Usulkan UMK 2022 Naik 5,5 Persen
Untuk itu, dia sengaja menyisakan uangnya untuk mengikuti aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jateng. Dia berharap agar pemerintah segera menaikan gaji buruh sesuai dengan tuntutan buruh.