Waduh! Gara-gara Harga Kedelai Impor Naik, Perajin Tahu di Banjarnegara Terpaksa Kurangi Karyawan

Akibat kenaikan harga kedelai, perajin tahu di Banjarnegara, terpaksa merumahkan karyawannya

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 22 Februari 2022 | 13:36 WIB
Waduh! Gara-gara Harga Kedelai Impor Naik, Perajin Tahu di Banjarnegara Terpaksa Kurangi Karyawan
Ilustrasi Perajin Tahu. Akibat kenaikan harga kedelai, perajin tahu di Banjarnegara, terpaksa merumahkan karyawannya. [Antara]

SuaraJawaTengah.id - Akibat kenaikan harga kedelai, perajin tahu di Banjarnegara, terpaksa merumahkan karyawannya.

Perajin tahu desa Karangtengah, Banjarnegara, Saniyah mengaku kesulitan akibat tingginya bahan baku kedelai. Terakhir, harga kedelai di pasaran mencapai Rp12 ribu per kilogram.

Saniyah mengeluh, untuk bisa bertahan dirinya terpaksa merumahkan dua orang karyawan. Sebelumnya, Saniyah memproduksi tahu dibantu oleh 5 orang karyawan.

Saniyah merumahkan karyawannya karena tidak bisa membayar upah dimasa sulit seperti sekarang ini.

Baca Juga:Harga Kedelai Impor Melambung, Pemkot Solo Menunggu Skenario dari Kementrian Perdagangan

"Ya iya, mengurangi karyawan, terpaksa dua orang dirumahkan. Karena nggak bisa membayar karyawan," terangnya, Selasa (22/2/22).

Tidak hanya itu, Saniyah juga mengecilkan ukuran tahu karena dampak tingginya harga kedelai. Menurutnya, hal itu adalah sosuli paling tepat agar tahu buatannya tetap laku.

Dia mengaku tidak bisa menaikkan harga karena takut pembeli merasa keberatan.

"Satu-satunya cara mengecilkan ukuran tahu, karena tidak bisa menaikkan harga, nanti nggak laku," ujarnya.

Dalam satu hari, Saniyah biasanya mampu memproduksi tahu sampai 1 kwintal. Namun sejak harga kedelai meroket, produksi tahu kini hanya setengahnya.

Baca Juga:Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu di Aceh Kurangi Produksi hingga 50 Persen

"Produksi sekarang cuma 50 persen, dulu 1 kwintal. Sekarang setengah kwintal tidak habis. Kadang masih ada yang dibawa pulang," jelasnya.

Sebagai pengrajin tahu, Saniyah khawatir jika kondisi tak kunjung membaik, dirinya terancam bangkrut.

"Kalau begini terus ya terancam gulung tikar, belum lagi minyak juga tinggi, penghasilan berkurang, jualan sulit, pembeli nggak mau harga naik, jadi susah, cari untungnya susah," jelasnya.

Kontributor : Citra Ningsih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini