Pedagang dan Pembeli Kompak Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng di Semarang

Pedagang lebih memilih menjual minyak curah meski dengan harga yang tidak stabil.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 14 Maret 2022 | 16:19 WIB
Pedagang dan Pembeli Kompak Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng di Semarang
Muji sedang membungkus minyak goreng curah di Pasar Bulu Semarang, Senin (14/03/22) [Suara.com/Anin Kartika]

SuaraJawaTengah.id - Pedagang minyak goreng di Pasar Tradisional Kota Semarang mengeluhkan langkanya ketersediaan minyak.

Pedagang minyak goreng di Pasar Bulu, Mujiato mengungkapkan hampir dua minggu dirinya tak mendapatkam jatah minyak goreng premium dari sales.

"Sudah dua minggu barangnya susah dapat. Saya juga tidak dikirimi sales," ungkap Muji kepada Suarajawatengah.id, Senin (14/03/22). 

Muji mengaku, sebelum adanya kelangkaan minyak goreng premium dirinya mampu mendapatkan satu hingga dua dus minyak setiap minggunya dari sales. 

Baca Juga:Antisipasi Kerumunan, Pemkot Pontianak Gelar Operasi Minyak Goreng per Kecamatan, Cek Lokasi dan Jadwal di Sini

"Seminggu bisa dapat jatah dua dus minyak dari sales biasanya tapi ini juga belum dikirimi," terangnya.

Lebih lanjut Muji mengatakan, saat ini dirinya lebih memilih menjual minyak curah meski dengan harga yang tidak stabil. 

"Mau gamau ya jual minyak curah meski kadang nggak dapat untung daripada tidak ada barang," jelasnya.

Muji juga mengeluhkan, sistem penjualan minyak goreng premium yang ditawarkan oleh sales. Lantaran ia dipaksa harus membeli barang yang tak perlu untuk mendapatkan minyak goreng premium. 

Selain sabun, beberapa sales juga menjual minyak goreng satu paket dengan makanan makaroni, garam hingga air mineral. 

Baca Juga:Anies Baswedan Didukung Jadi Presiden 2024, Dinilai Mampu Urus Minyak Goreng

"Lucunya lagi, kemarin ditawarin minyak dan sabun satu paket, kalau hanya membeli minyaknya saja tak boleh. Harus satu paket," beber Muji. 

Sementara itu warga Banyumanik, Dini mengeluhkan kosongnya ketersediaan minyak goreng premium,hingga harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli minyak goreng. 

"Mau beli minyak malah dipaksa beli sabunlah, air mineralah soalnya itu sate paket. Uang yang seharusnya bisa buat beli bahan pokok malah teralihkan ketik beli minyak," imbuhnya.

Kontributor : Aninda Putri Kartika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini