SuaraJawaTengah.id - Dua dekade ini, industri perfilman di Indonesia semakin berkembang. Kemajuan teknologi juga turut andil dalam kemajuan perfilman di tanah air. Salah satu media yang juga menjadi paramarter suksesnya produk film adalah bioskop.
Berbeda dengan lokasi bioskop lainnya. Warga Purwokerto pasti sangat familiar dengan Bioskop Rajawali. Meski teknologi sudah maju, bioskop legendaris ini tetap memiliki karakter kuat jika diamati dengan seksama.
Para pecinta film di Purwokerto tentu tidak asing dengan poster film yang terpampang berjajar di atas bangunan berumur 40 tahun ini. Di lokasi ini, masih mempertahankan lukisan manual untuk promosi film yang sedang dan akan diputar.
Dari awal bioskop ini berdiri sejak tahun 1980, lukisan poster film di Bioskop Rajawali masih menghiasi hingga tahun 2022. Hal inilah yang kemudian menjadi karakter kuat Bioskop Rajawali Purwokerto.
Adalah Parsan (56), sosok dibalik lukisan poster film yang terpampang di gedung bioskop setempat. Ia mengaku sudah puluhan tahun menggeluti profesi pelukis poster film. Di tangan dinginnya, gambar-gambar yang tercetak digital diubahnya menjadi lukisan manual di atas triplek hitam berukuran 220 x 110cm.
Awal mula melukis poster film, ia tidak merasa percaya diri. Namun lambat laun, pemilik gedung Bioskop Rajawali mempercayakan penuh pada dirinya untuk menjadi seniman tetap di lokasi ini.
"Awalnya dulu tukang lukisnya keluar karena sudah sepuh. Terus saya ngomong tidak bisa gambar, paling cuma mirip-mirip saja. Tapi malah dipercaya dari tahun 1990 sampai sekarang," katanya saat ditemui Suara.com, Rabu (23/3/2022) sore.
Ia mulai menjadi bagian "keluarga" Bioskop Rajawali sejak tahun 1987. Pada awal bergabung, ia ditugaskan untuk kerja serabutan. Dari menyapu, mengepel, membersihkan kaca hingga menjaga parkiran.
"Sekarang saya jaga parkiran tapi nyambi lukis ini. Dalam sebulan saya melukis kisaran 13 judul film," terangnya.
Baca Juga:Kasus Harian COVID-19 di Indonesia Bertambah 7.464, Jawa Tengah 828 Orang Terpapar
Ada yang unik dalam proses Parsan melukis. Ia tidak pernah mensketsa tiap lukisannya. Ketika melukis, ia hanya membutuhkan waktu 2-3 jam sudah selesai. Namun jika disambi mengerjakan lainnya, durasi waktu tersebut menjadi molor hingga 5 jam.