"Kadang-kadang anak sekolah juga. Tapi datang kesini liat barang dulu, terus difoto dan dijual lagi lewat online. Orang-orang pintar itu. Dalam artian dilihat dulu terus cek harga barangnya di handphone," tuturnya.
Tak Mesti Laku
Dalam sehari, tak mesti barang dagangannya laku. Kalaupun untung, ia bisa membawa pulang uang Rp50 - 60 ribu. Itupun kalau ramai, tak jarang Riswono pulang tak bawa uang sepeserpun.
Masih ingat betul dalam ingatannya saat tahun 80 an. Dua bulan sebelum lebaran, ia sudah "memanen" hasil jualan. Namun seiring berjalannya waktu, kini ia hanya berdagang semampunya.
Baca Juga:Jangan Lupa Sahur, Ini Jadwal Imsakiyah dan Salat di Purwokerto pada 19 April 2022
"Dahulu waktu tahun-tahun 80 an, lebaran kurang dua bulan saja sudah ramai. Waktu bulan sadran sudah ada perubahan," ungkapnya.
![Para pelapak barang pakaian bekas menata dagangannya di Gang 1, Jalan Jenderal Suprapto, Purwokerto, Rabu (20/4/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/04/20/19223-baju-bekas.jpg)
Selama berdagang di lokasi ini, para pelapak pernah sekali dipindahkan ke Pasar Sari Mulyo Kebondalem. Pendapatannya berkurang drastis karena menurutnya tidak cocok, pakaian bekas dijual di pasar.
"Jalur sini memang jadi sentra nya pakaian bekas. Pernah dipindah ke Pasar Sari Mulyo, tapi kurang laku, barang seken kayagini biasanya di pinggir-pinggir jalan. Kalau ditempatkan kadang orang kurang tau tempatnya," katanya.
Senada dengan Riswono, Karto Utomo (80) warga Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur mengaku sudah menghabiskan separuh lebih umurnya untuk berjualan baju bekas. Namun ia baru melapak 20 tahunan ini.
"Saya sudah 50 tahun jualan ini (pakaian bekas). Sebelumnya keliling, terus jualan di jalan ini sudah 20 tahunan," jelasnya.
Baca Juga:Ini Jadwal Azan Magrib Waktu Buka Puasa di Purwokerto dan Sekitarnya pada 18 April 2022
Soal pendapatan, dirinya menjabarkan jika beruntung dan banyak pembeli, bisa tembus Rp 100 ribu. Hanya saja kondisi seperti itu sudah jarang sekali terjadi.