SuaraJawaTengah.id - Kisah inspiratif datang dari seorang kuli pikul asal Kabupaten Banjarnegara bernama Darmin
Kesabaran dan ketekunan dalam mencari rezeki membuatnya bisa terbang ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
Pria yang berasal dari Desa Pagentan RT 3 RW 1, Kecamatan Pagentan itu dengan wajah haru meneritakan perjuangnya untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima saat ditemui Suarajawatengah.id, Kamis (9/6/2022).
Keberangkatannya yang sudah di depan mata, kerap membawa dirinya pada kenangan masa lalu bagaimana ia mengumpulkan receh.
Baca Juga:Apa Itu Salat Arbain saat Haji dan Tata Cara Melaksanakannya di Masjid Nabawi
Darmin berkisah, usai ditinggal ibunya, ia bekerja sebagai kuli panggul sejak usia 12 tahun. Usia yang sangat belia untuk mencari sumber penghidupan.
Tapi mau bagaimana lagi, tanpa bekerja ia tak bisa membeli jajan seperti teman-temannya.
“Ya saya kan waktu itu sudah ditinggal ibu, liat teman-teman bisa beli jajan tapi saya tidak. Terus ada yang minta bantu buat bawa barang, lalu saya dikasih uang, sepuluh perak,” ungkap laki-laki kelahiran 1962 itu.
Namun, Darmin bukanlah sosok yang suka menghabiskan uang untuk keinginan semata. Dari upah yang awalnya hanya sepuluh rupiah, ia tabung sampai tahun 2018 lalu.
“Kalau dulu ya dari 10 sampai 20 perak kan jaman dulu itu ya. Kalau sekarang saya dikasih Rp 3 ribu sampai Rp10 ribu,” tuturnya.
Baca Juga:Lewati Pemeriksaan X-Ray, Calon Jamaah Haji Asal Lamongan Ketahuan Bawa Cobek
Dari pasar ke pasar, dengan bahu dan punggung yang kuat, Darmin telah menggotong beribu ribu kilogram.
Ia pun tak menghiraukan beban yang ia pikul meski berat barang berkali lipat lebih besar dibandingkan dengan badan kecilnya.
Sempat tak terpikir, dengan bekerja sebagai kuli pikul atau pengangkat barang, dirinya akan menunaikan ibadah rukun kelima.
“Saya kasih tahu ke Bapak, ‘pak tindak haji nggih’(pak berangkat haji ya) tapi ndak mau katanya minder karena bapak cuma kuli,” kata anak Suparni, anak satu-satunya.
Suparni mengajak Ayahnya untuk berangkat Haji agar erih payah yang selama ini dilalui dapat bernilai ibadah dan pahala.
“Saya bilang ke bapak sudah bekerja keras selama ini, sudah susah patah bahkan sakit sakitan. Agar hasilnya bisa dunia akhirat, bapak berangkat haji,” sambung Suparni atau akrab disapa Sisu, sambil matanya berkaca kaca disamping Darmin.
Namun, perjuangan dan jeih payah tak hanya dirasakan Darmin semata, namun satu keluarga yaitu anak, istri hingga cucunya.
Suasana haru tak bisa terbendung ketika Darmin mencoba baju seragam haji. Seketika Istri Darmin berkata, “Saya inget banget dulu, bapak jam 3 dini hari sudah dibangunkan sama juragan disuruh bawa barang di pasar, benar-benar prihatin,” ungkapnya sambil memandangi suaminya yang akan segera berangkat pada 24 Juni mendatang.
Dengan dukungan diberikan oleh keluarga dan lingkungan, pada tahun 2011 Darmin mendaftarkan diri ke Kantor Kemenag Banjarnegara sebagai jemaah calon haji (calhaj).
“Saya kan ikut ngaji sana sini, sering ada orang yang berangkat haji saya ikut pengajiannya. Ikut slametannya dan mengantar tetangga. Kok timbul rasa ingin berangkat haji,” jelas Darmin.
Seperti gayung bersambut, keinginan Darmin sang kuli pikul di pasar akan segera terwujud. Darmin berangkat bersama dengan rombongan jamaah haji di kloter 32.
Di tempat yang sama, Kasi Bimas Kemenag Banjarnegara, Ali Mustofa membenarkan, Darman yang sehari-hari bekerja sebagai kuli pikul di pasar sudah terdaftar dan akan berangkat Haji tanggal 24 Juni 2022 mendatang.
“Pak Darmin ini jamaah Haji yang akan berangkat tahun ini. Sehari hari beliau bekerja sebagai kuli pikul di pasar dan sampai sekarang,” kata Ali.
Ia berpesan, agar Darmin tak perlu minder dengan pekerjaannya meski sudah haji.
“Tetap beraktifitas seperti biasa, nggak perlu malu misal ada yang bilang, udah haji kok mikul, pokoknya semangat,” nasehat Ali menguatkan.
Keberangkatan Darmin pun menjadi kebanggaan keluarga. Selama ini, banyak yang menganggap bekerja serupa kuli tak layak beribadah haji.
“Aku bangga banget sama bapak, walaupun bapak hanya kuli pikul di pasar, tapi bapak bisa berangkat Haji, bersyukur sekali sama Allah,” jelas Suparni sambil terisak memeluk Darmin.
Disusul oleh istri dan cucu, Darmin dipeluk hangat oleh keluarga dan seketika pecahlah buliran air mata. Doa doa dan harapan disampaikan seraya menguatkan.
Kontributor : Citra Ningsih