Selain belum semua petani panen, masih sedikitnya pasokan itu karena ada sebagian lahan bawang merah yang gagal panen imbas anomali cuaca.
"Ada lahan yang kena banjir. Di Kecamatan Wanasari, total lahan yang terendam banjir ada 235 hektar di sembilan desa. Tapi tidak semua gagal panen. Ada yang bisa diselamatkan. Petani yang lahannya kena banjir tetap rugi karena biaya tanam saat ini tinggi," jelasnya.
Seiring mahalnya harga benih dan pupuk, Juwari menyebut biaya yang dibutuhkan dari mulai pengolahan lahan, panen hingga pasca panen di lahan seluas satu hektar mencapai Rp140 juta. Normalnya biaya yang dikeluarkan berkisar Rp125 juta hingga Rp130 juta.
"Biaya benihnya mahal, yaitu sampai Rp60 ribu per kilo. Harga pupuk juga naik. Pupuk NPK naik 40 persen. Tadinya Rp8 ribu, sekarang Rp14 ribu per kilo. Naik semua, termasuk pestisida," ungkapnya.
Baca Juga:Berangsur Turun, Harga Bawang Merah di Pasar Senen Jakarta Rp55 Ribu Per Kilogram
Dengan kondisi tersebut, Juwari berharap harga bawang merah tidak terus mengalami penurunan. Hal ini agar petani tidak mengalami kerugian.
"Walaupun turun, harapannya harga tidak terlalu jatuh karena benihnya mahal. Harga Rp30 ribu, petani masih bisa untung walau tipis. Kecuali benih dan pupuk murah, harga Rp20 ribu di petani masih untung," tandasnya.
Kontributor : F Firdaus