SuaraJawaTengah.id - Murid SD N 2 Ciarus, Desa Randegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas terpaksa harus belajar di luar ruangan karena kondisi bangunan yang sudah hampir roboh.
Kondisi tersebut menurut kepala sekolah setempat sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Hal tersebut diakui Kepala Sekolah SD N 2 Ciarus, Kusdiyanto saat ditemui, Senin (15/8/2022). Menurutnya saat dirinya pindah ke SD setempat pada akhir tahun 2021, kondisinya sudah rusak karena ambles.
"Kami datang ke SD N 2 Ciarus itu akhir Desember tahun 2021. Ketika kami datang disini sudah dapat informasi ruang kelas yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Dua ruangan ini," katanya kepada wartawan, Senin (15/8/2022).
Baca Juga:School Tales Episode 2: Vengeful Spell, Salah Langkah Santet Bekerja
Untuk perbaikan ruang kelas tersebut, dari kepala sekolah sebelumnya sudah pernah diajukan pada tahun 2019. Menurutnya segala persyaratan mengenai perbaikan bangunan sudah dilakukan, termasuk juga berkoordinasi dengan dengan Korwilcam Wangon. Namun hingga kini belum ada respon.
"Kami pun tetap mengikuti petunjuk dari Korwilcam dan Dinas Pendidikan. Yang terakhir kami juga supaya diminta mengirimkan persyaratan dari bagian Sarpras Dindik Kabupaten melalui email. Itu sudah kami kirimkan. Sampai hari ini belum ada (respon)," terangnya.
Kondisi bangunan rusak tersebut diperparah dengan kejadian belum lama ini. Akibat hujan deras, ruangan yang diusulkan untuk perbaikan malah semakin parah.
"Salah satu ruangan itu temboknya roboh dan pondasinya jebol. Sementara kami sudah mendapat informasi untuk melaporkan kejadiannya," jelasnya.
Rusaknya ruang kelas tersebut berdampak pada jam belajar siswa. Dari ruang belajar yang ada kemudian dibagi menjadi dua waktu. Pada pagi hari dan siang hari.
Baca Juga:Ngakak! Sekolah di Depan Rumah, Makan Siang Siswa Ini Fresh Diantar Ibu
"Itu saja kami batasi jam pulangnya dari tujuh rombongan belajar maksimalnya pada pukul 13.00 WIB. Untuk kelas 1 sampai 3 dimulai pada pukul 07.00-10.00 WIB. Sedangkan untuk selebihnya digunakan untuk kelas 4 sampai 6," tuturnya.
Kusdiyanto mengatakan ada kalanya para siswa ini belajar di luar ruangan. Namun sifatnya hanya sementara. Saat akan peralihan dari jam pagi ke siang. Namun tetap saja kondisi tersebut membuat prihatin.
Adanya kondisi mengenaskan ini, dirinya memohon kepada pihak terkait agar perbaikan segera bisa diperbaiki. Terlebih sudah bertahun-tahun siswa dipaksa harus belajar dalam kondisi was-was.
Sementara itu salah satu siswa SD N 2 Ciarus, Ratih Dinda Kirana mengaku tidak tenang dengan kondisi belajar mengajar saat ini. Dirinya berharap ada perbaikan ruangan sekolah yang kini sudah tidak bisa digunakan lagi.
"Saya kepenginnya sekolahnya bagus terus diperbaiki dan dibangun yang permanen. Karena sudah tidak nyaman lagi. Semoga segera ada perbaikan ya," jelasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah