Cerita Keseruan Warga Banjarnegara Berebut Nasi Tumpeng Raksasa Setinggi 7,7 Meter

Ratusan warga desa mengikuti kirab dengan memakai baju adat dan membawa tumpeng dan oyod genggong.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 24 Agustus 2022 | 15:04 WIB
Cerita Keseruan Warga Banjarnegara Berebut Nasi Tumpeng Raksasa Setinggi 7,7 Meter
Penampakan nasi tumpeng raksasa setinggi 7,7 meter yang siap diserbu warga dalam kirab budaya Boyong Oyod Genggong di Desa Kalilunjar, Banjarmangu , Banjarnegara. (Suara.com / Citra Ningsih)

SuaraJawaTengah.id - Warga Desa Kalilunjar, Kabupaten Banjarnegara berebut nasi tumpeng raksasa setinggi 7,7 meter, Rabu (24/8/2022).

Untuk bisa mendapatkan nasi tumpeng raksasa, sejumlah warga saling berebut. Bahkan, ada yang sampai rela memanjat tumpeng setinggi 7,7 meter tersebut.

Ratusan warga desa mengikuti kirab dengan memakai baju adat dan membawa tumpeng dan oyod genggong.

Salah satu warga yang turut berebut nasi tumpeng raksasa, Muhlis mengaku dirinya rela memanjat untuk mengambil nasi. Selain itu, di puncak tumpeng ternyata terdapat sejumlah uang dengan berbagai pecahan.

Baca Juga:Hadiri Pernikahan di Hari Kemerdekaan, Pria Ini Bergaya Jadi Pejuang

"Tadi dapat dua bungkus (uang) isinya masing-masing Rp10 ribu jadi total dapet Rp20 ribu. Iya, dapat nasi juga terus dimakan bareng-bareng sama keluarga dan warga," kata dia, Rabu (24/8/2022).

Warga desa percaya, jika nasi tumpeng raksasa tersebut memiliki keberkahan jika dimakan.

"Katanya banyak berkahnya, jadi saya ambil nasi buat makan bersama,"ujarnya.

Kepala Desa Kalilunjar, Slamet Raharjo mengatakan, tumpeng dibuat bersama-sama oleh warga secara serentak.

"Sebelumnya, warga adhang atau menanak nasi dengan tungku tradisional secara serentak bersama-sama untuk membuat tumpeng raksasa ini," ungkap dia.

Baca Juga:Berjuang Dibawah Sendirian, Pria Ini Meringis Kesakitan

Sementara untuk tinggi tumpeng raksasa, Slamet terinspirasi dengan usia kemerdekaan Indonesia yang menginjak usia 77 tahun.

"Turut merayakan kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia sehingga kami buat tumpeng setinggi 7,7 meter," ujarnya.

Sebelum berebut tumpeng raksasa, warga desa melakukan kirab oyod genggong yang sudah berlangsung turun-temurun.

"Dalam kirab ini, kita memboyong atau membawa oyod genggong yang merupakan simbol desa Kalilunjar dari Pendopo Desa lama ke Pendopo Desa yang saat ini ditempati," jelasnya.

Kontributor : Citra Ningsih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini