Waspada! 75 persen Wilayah Banjarnegara Berpotensi Tanah Gerak, Tanah Longsor Sudah Terjadi 129 kali di Tahun Ini

Sebanyak 75 persen wilayah kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah rawan tanah gerak, masyarakat pun diminta waspada terjadinya tanah longsor

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 23 September 2022 | 14:11 WIB
Waspada! 75 persen Wilayah Banjarnegara Berpotensi Tanah Gerak, Tanah Longsor Sudah Terjadi 129 kali di Tahun Ini
Anak-anak SD di Banjarnegara gagal berangkat karena jalan menuju sekolah tertutup material longsor, Selasa (13/9/2022). [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 75 persen wilayah kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah rawan tanah gerak.  Hal tersebut disampaikan oleh Aris Sudaryanto, Kepala Pelaksana BPBD Banjarenagara, Jumat (23/9/2022).

"Sesuai dengan peta kerawanan di Kabupten Banjarnegara, 75 persen berpotensi tanah bergerak yang dapat berakibat terjadinya tanah longsor," kata dia. 

Wilayah rawan tanah bergerak tersebut sebagian besar berada di daerah utara dan selatan Kabupaten Banjarnegara. 

"Jadi diperlukan waspada untuk masyarakat yang berada di bagian atas (utara) dan selatan," jelasnya. 

Baca Juga:BKSDA Lepasliarkan Tujuh Lutung Jawa di Hutan Kecamatan Bantur Malang

Terlebih, saat memasuki musim hujan seperti saat ini. Pihaknya melakukan mitigasi kewaspadaan dengan berbagai pihak yang terkait untuk bersiaga. 

Berdasarkan informasi dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi mulai bulan September hingga November mendatang. 

"Tindak lanjut surat Gubernur Jawa Tengah dan BMKG, di Banjarnegara diprediksi terjadi hujan dengan intensitas tinggi mulai September sampai November. Dan ketika hujan, Banjarnegara potensi terjadi tanah longsor," paparnya. 

Sejak tahun 2022 sampai bulan September, sejumlah kasus telah terjadi hingga ratusan kali. 

BPBD Bajarnegara mencatat, sebanyak 129 kasus tanah longsor, kebakaran 32 kali, dan angin kencang sebanyak 4 kali. 

Baca Juga:5 Korban Tanah Longsor Tambang Emas di Bengkayang Ditemukan Meninggal, Ini Identitasnya

"Terbanyak kasus tanah longsor yang mencapai 129 kasus," ungkapnya. 

Kini pihaknya melakukan pelatihan dan mitigasi untuk kewaspadaan. 

"Harapannya agar jangan sampai terjadi kedaruratan. Jadi mitigasi dan pelatihan dilakukan untuk kewaspadaan jangan sampai kedaruratan," tegasnya. 

Selain mitigasi, para relawan juga dilatih dan mempersiapkan peralatan dan perlengkapan sebagai antisipasi ketika terjadi kedaruratan. 

"Dilakukan pelatihan untuk tim relawan dan kesiapan perlengkapan juga peralatan," pungkasnya. 

Kontributor : Citra Ningsih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini