Mempersiapkan Kendaraan Masa Depan, Pengamat: Ekosistem EV Harus Dimulai dari Tata Ulang Sistem Energi Nasional

Pengamat menyebut ekosistem yang perlu disiapkan pemerintah untuk pengembangan kendaraan listrik (EV) nasional dimulai dari penataan ulang sistem energi nasional.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 24 September 2022 | 10:54 WIB
Mempersiapkan Kendaraan Masa Depan, Pengamat: Ekosistem EV Harus Dimulai dari Tata Ulang Sistem Energi Nasional
Ilustrasi mobil listrik. Pengamat menyebut ekosistem yang perlu disiapkan pemerintah untuk pengembangan kendaraan listrik (EV) nasional dimulai dari penataan ulang sistem energi nasional. (Shutterstock).

Menurut Yannes, pemerintah perlu mendorong percepatan implementasi pengurangan karbon ini dengan menambahkan lagi berbagai insentif yang dapat membuat harga komponen baterai yang merupakan komponen termahal di kendaraan menjadi lebih murah dan terjangkau.

Kemudian, ia menambahkan, secara bertahap pemerintah perlu segera menerapkan pajak kendaraan bermotor berbasis karbon sebagai unsur paksaan agar secara rasional masyarakat mulai beralih ke kendaraan dengan polusi yang semakin rendah.

Lalu, pemerintah perlu segera memproduksi bahan bakar pengganti BBM fosil yang sudah menggerus ratusan triliun subsidi dari kas negara untuk mesin bensin, misalnya dengan mempercepat produksi dan pemasaran bioetanol sebagai campuran BBM dengan model bisnis seperti yang sudah diterapkan melalui biodiesel.

"Etanol hingga kadar 15 persen dapat dicampurkan pada bensin dan digunakan sebagai bahan bakar otomotif pada banyak kendaraan ICE (internal combustion engine) tanpa perlu modifikasi," kata Yannes.

Baca Juga:Habiskan Rp 250 Ribu Sehari Jika Pakai Mobil Biasa, Wagub Jabar Ngaku Cuma Keluar Segini saat Pakai Kendaraan Listrik

Sementara, untuk para pemangku kepentingan industri otomotif nasional untuk mendukung dan mengakselerasi kebijakan pengurangan emisi karbon nasional adalah di samping segera mempersiapkan produksi mesin motor bakar fleksibel yang mampu digunakan hingga 100 persen etanol hingga segera berinvestasi di battery electric vehicle (BEV).

"Produsen mobil perlu untuk mengubah model bisnis mereka untuk membuat harga BEV terjangkau pangsa pasar terbesar di Indonesia hingga berada di kisaran Rp300 juta ke bawah dengan dukungan subsidi untuk pembeli dari pemerintah terutama untuk harga baterainya," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini