Musim Hujan Rentan Terpapar Penyakit, Dokter Sarankan Jaga Pola Makan Sehat

Dokter beri saran menjaga daya tahan tubuh di musim hujan dan mencegah terkena penyakit penyertanya, salah satunya dengan menjaga pola makan sehat

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 04 November 2022 | 06:55 WIB
Musim Hujan Rentan Terpapar Penyakit, Dokter Sarankan Jaga Pola Makan Sehat
Ilustrasi musim hujan. Dokter beri saran menjaga daya tahan tubuh di musim hujan dan mencegah terkena penyakit penyertanya, salah satunya dengan menjaga pola makan sehat. (pixabay.com/HaticeEROL)

Orang-orang sebaiknya tidak lupa untuk selalu mencuci tangan secara baik dan benar dengan sabun dan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah ke toilet, serta setelah memegang alat, bahan, atau benda yang dipegang bersama-sama.

Selain itu, lakukan gerakan 3M rutin dengan menguras dan menutup bak air serta menimbun barang bekas atau benda yang memungkinkan menampung genangan air agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Saran berikutnya yakni melakukan vaksinasi. Kristanti mengatakan, musim hujan datang dengan sejumlah penyakit penyerta. Dalam kondisi ini, virus sangat mudah menyebar dan menular melalui tangan, tubuh, hingga masuk ke dalam sistem pernapasan.

Pemberian vaksin merupakan langkah preventif untuk melindungi tubuh dari virus penyebab influenza, COVID-19 dan lainnya. Studi menunjukkan vaksin influenza mengurangi risiko penyakit influenza secara keseluruhan dan memperkecil kemungkinan seseorang sakit parah jika memang terinfeksi.

Baca Juga:Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat Berpotensi Terjadi di Beberapa Kabupaten dan Kota, Simak Dimana Saja

Kristanti menambahkan, menjaga daya tahan tubuh sebaiknya dilakukan setiap saat dan dijadikan sebagai kebiasaan, bukan hanya saat musim hujan atau masa pancaroba saja.

"Jagalah kesehatan Anda dan keluarga setiap saat. Apabila mengalami gejala sakit yang tak tertangani, segeralah berkonsultasi ke klinik atau rumah sakit terdekat," demikian pesan dia.

Penyakit penyerta di musim hujan

Pada musim hujan, suhu udara akan lebih dingin daripada biasanya. Suhu yang dingin memudahkan virus untuk berkembang biak dan berpindah tempat. Sementara itu, sistem kekebalan tubuh manusia bekerja lebih lemah pada suhu yang dingin. Akibatnya, virus lebih mudah untuk menginfeksi tubuh.

Selain itu, banjir menjadi media penyebaran bakteri dan virus yang lebih cepat. Kristanti menyebutkan beberapa jenis penyakit yang kerap mengintai saat musim hujan antara lain, salah satunya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Baca Juga:Cuaca Ekstrem Diprakirakan Terjadi di Kaltim Senin dan Selasa Ini, 4 Daerah Diminta Waspada

Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti batuk pilek, radang tenggorokan, hingga COVID-19. Kandungan air yang tinggi di udara mendukung berbagai mikroorganisme berbahaya berkembang biak lebih cepat daripada di iklim yang lebih hangat dan lebih kering.

Selain itu, risiko penyakit lainnya yakni diare, yang merupakan gangguan buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair dan intensitas yang lebih sering dari biasanya. Diare terjadi karena adanya kontaminasi bakteri atau virus pada saluran pencernaan.

Dalam kondisi hujan dan banjir, faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena diare adalah kurangnya akses terhadap air bersih, sanitasi lingkungan yang kurang baik, tidak menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi makanan yang tidak higienis.

Demam tifoid juga menjadi penyakit yang kerap mengintai saat musim hujan. Ini merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri ini juga dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi.

Saat musim hujan, terdapat banyak genangan air sisa hujan yang menjadi tempat nyamuk untuk berkembang biak, tak terkecuali jenis nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue. Tidak heran jika jumlah kasus demam berdarah kembali meningkat saat memasuki musim hujan.

Penyakit lainnya yakni Leptospirosis yakni penyakit yang disebabkan kuman leptospira yang berbentuk spiral kecil disebut spirochaeta. Bakteri yang menyebar melalui urine tikus ini dapat menembus kulit atau lapisan-lapisan kulit dalam (mukosa) manusia normal. Penyakit ini dapat menyebabkan kulit kekuningan, mukosa mengering, demam tinggi, sakit kepala, hingga diare atau sembelit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini