Ikon-ikon seperti monumen watu tugu menurut Sumarto sudah selayaknya mendapat perhatian pemerintah. Jika dikelola dengan baik, ia yakin monumen watu tugu bisa jadi wisata edukasi dan kekinian.
"Orang tua dulu selalu menerangkan dari namanya kampung tugu rejo akan makmur. Kita tinggal menunggu sentuhan dari pemerintah dan warga siap bantu melestarikan," imbuhnya.
Ketua FNCT, Ihya Ulumudin mengatakan momumen watu tugu sangat berpotensi jika dijadikan tempat wisata. Akan tetapi belum ada pergerakan dari Pemerintah Kota Semarang untuk mengangkat monumen watu tugu jadi tempat wisata.
Padahal permasalahan kepemilikan tanah sudah sepenuhnya dikuasai Pemerintah Kota Semarang. Sebab pada bulan Agustus 2022, PT. Tanah Mas Panggung selaku pihak pemiliki tanah telah menghibahkan kawasan monumen watu tugu tersebut.
"Kami ingin monumen watu tugu jadi wisata yang bisa memakmurkan ekonomi setempat. Harus ada pengelola yang bertanggungjawab menjaga peninggalan bersejarah," jelasnya.
Dalam seminggu, menurut lelaki yang akrab disapa Ihya itu menyebut beberapa anggota FNCT rutin mengunjungi monumen watu tugu untuk sekadar bersih-bersih.
"Saat ini kami sedang berupaya menggandeng kelurahan soal potensi wisata. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga udah memberi lampu hijau," tuturnya.
Bahkan komunitas FNCT telah punya desain seandainya kawasan momumen watu tugu mendapat izin untuk dijadikan tempat wisata.
"Rencana kita di sebelah selatan untuk jualan, sebelah barat bikin panggung musik. Kita juga bikin gazebo untuk tempat duduk. Sedangkan untuk candi, monumen watu tugu dan goa akan kita panggar," tukasnya.
Kontributor: Ikhsan