Penduduk dengan Kemiskinan Ekstrem di Kota Semarang Masih 2.000 Orang, Ini yang akan Dilakukan Pemerintah

Berdasarkan data dari pemerintah Kota Semarang, tinggal sebanyak 500 keluarga diketagorikan miskin ekstrem

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 05 Juli 2023 | 13:22 WIB
Penduduk dengan Kemiskinan Ekstrem di Kota Semarang Masih 2.000 Orang, Ini yang akan Dilakukan Pemerintah
Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat meninjau lokasi banjir di Kota Semarang. [Dok Pemkot Semarang]

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 2.000 orang di Kota Semarang masih mengalami kemiskinan ekstrem. Berdasarkan data dari pemerintah setempat, tinggal sebanyak 500 keluarga diketagorikan miskin. 

"Di Kota Semarang (penduduk miskin ekstrem) hanya sekitar 500 KK atau sekitar 2.000 orang," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dikutip dari ANTARA pada Rabu (5/7/2023). 

Wali Kota menyampaikan bahwa pemerintah berupaya membantu meningkatkan taraf hidup penduduk miskin sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing keluarga.

"Saya sudah memprogramkan untuk dilakukan upaya penanganan sesuai kekurangan-kekurangannya. Karena bisa saja mereka tidak punya rumah atau pendidikan anak-anaknya yang kurang," kata Wali Kota.

Baca Juga:Berjarak 83 Km dari Kota Semarang, Destinasi Alam Ini Menyimpan Sejarah Masa Lampau : Cocok untuk Wisata Edukasi

Ia mencontohkan, keluarga yang membutuhkan akses pendidikan akan difasilitasi agar anak-anak mereka mendapatkan pelayanan pendidikan dan keluarga yang belum punya tempat tinggal layak akan dibantu agar bisa tinggal di rumah yang layak huni.

Wali Kota mengatakan, pemerintah kota mendata kondisi penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem supaya bisa menjalankan program intervensi yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

"Jadi, nanti satu-satu kepala keluarga kami treatment (tangani) sendiri-sendiri, sehingga lebih mudah, dan akan menjadi tanggung jawab masing-masing kelurahan. Ini sudah ada program-programnya," katanya.

Dia menyampaikan bahwa penanganan langsung oleh pemangku wilayah akan lebih efektif dan mengena mengingat penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem tidak tersebar di semua wilayah.

"Kemiskinan ekstrem itu salah satu standarnya adalah pengeluaran tidak lebih dari Rp10 ribu per hari. Tanggung jawab masing-masing kelurahan karena ada kelurahan yang nol (jumlah penduduk miskin ekstremnya)," kata dia.

Baca Juga:Cuma 23 Km dari Kota Semarang, Wisata Air Terjun Ini Cocok untuk Libur Lebaran Iduladha

Di Kota Semarang, menurut dia, penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem antara lain masih ada di Kelurahan Tanjung Mas, Bandarharjo, dan Jomblang.

"Diharapkan tidak sampai 2024 (penanganan bisa diselesaikan), karena hanya sedikit ya, 500-an KK. Kami harapkan dengan upaya bersama-sama ini bagaimana bisa menurunkan kemiskinan ekstrem," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini