SuaraJawaTengah.id - Ketua GP Ansor Jateng, Sholahudin Aly meminta kepada elite politik maupun capres dan cawapres tak menggunakan isu agama saat berkampanye pada pemilu 2024 mendatang.
Penggunaan strategi tersebut dinilai dapat memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Hal ini terbukti saat penyelenggaraan Pemilu 2019 lalu.
"Kami sekuat tenaga, mencegah. Supaya, isu agama ini tidak digunakan untuk mencapai tujuan politik," kata sosok yang akrab disapa Gus Sholah dilansir dari Timlo.net--jaringan Suara.com, Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, benteng terbaik untuk mengantisipasi politik identitas berawal dari tingkat keluarga. Keluarga diharapkan mampu memberikan pendidikan toleransi antar umat beragama.
Baca Juga:Singgung Sosok Bohir Biayai Kampanye, Kaesang: Nanti Minta Balik Modal Kalau Menjabat
"Sehingga, ketika isu itu digulirkan maka sudah tidak mempan lagi," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya telah menyiapkan program ‘keluarga maslahah’ dengan memberikan pendampingan kepada anggota Ansor Jateng.
Sehingga, dengan adanya program tersebut mereka tidak mudah diombang-ambingkan dengan isu politik yang berkembang saat ini.
"Jangan mudah terprovokasi dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Intinya, Ansor Jateng solid," tegasnya.
Pihaknya berharap, kedewasaan masyarakat dalam menyikapi perkembangan isu politik 2024 makin berkembang. Belajar dari pengalaman sebelumnya di 2019, masyarakat jangan sampai terpecah belah hingga menimbulkan polirisasi.
Baca Juga:Ketum PGI Ajak Jemaah Bantu Caleg yang Didukung, Kaesang: Setuju, Biaya Kampanye Kami Kecil
"Pesta demokrasi lima tahunan ini jangan membuat masyarakat terpecah belah. Namun, harus disikapi dengan baik agar melahirkan pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat dalam memimpin Bangsa Indonesia," katanya.