Heboh! Bukan Karena Tekanan dari Atasan, Ternyata Ini Alasan Buruh Pabrik Garmen di Semarang Kerja Sambil Nangis

Belakangan ini, beredar sebuah video yang menunjukkan seorang buruh wanita dari sebuah pabrik Garmen di Semarang bekerja sambil menangis sesenggukan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 31 Oktober 2023 | 16:56 WIB
Heboh! Bukan Karena Tekanan dari Atasan, Ternyata Ini Alasan Buruh Pabrik Garmen di Semarang Kerja Sambil Nangis
Tangkapan layar sebuah video yang menunjukkan seorang buruh wanita dari sebuah pabrik Garmen di Semarang bekerja sambil menangis sesenggukan.[Instagram]

SuaraJawaTengah.id - Belakangan ini, beredar sebuah video yang menunjukkan seorang buruh pabrik Garmen di Semarang bekerja sambil menangis sesenggukan. Sejumlah warganet pun menduga bahwa hal itu disebabkan oleh tekanan dari atasan.

Pasalnya, dalam video yang beredar, terdengar suara teriakan seseorang yang diduga merupakan atasan buruh tersebut sedang memarahi buruh yang lain. Video tersebut dibagikan ulang oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.real.

“Kudu Kuat Mental, Begini potret kerja di pabrik garmen, setiap hari atasan teriak, alhasil kerja sambil nangis,” tulis akun tersebut dalam keterangan videonya.

Namun, usut punya usut, buruh pabrik german yang bekerja sembari menangis itu tidak disebabkan oleh tekanan dari atasan, melainkan menangis karena salah seorang rekan kerjanya harus resign dari pekerjaan tersebut.

Baca Juga:Profil Mursid, Buruh Pabrik yang Di-PHK kini Sukses Jadi Artis TikTok

Hal itu pun disadari oleh salah seorang netizen yang turut berkomentar dalam unggahan akun Instagram tersebut. Ia mengatakan bahwa wanita tersebut menangis lantaran sedih ditinggal rekan kerjanya.

“Min lu jangan asal post aja! Itu dia nangis karena temannya ada yang risen makanya dia nangis. Sebelum lo post dia, udah viral duluan di tiktok. Jangan suka bikin asumsi yang gak baik,” tutur @agustriyadi.

Sebelumnya, video tersebut telah tersebar di TikTok dan telah ditonton sebanyak 2,8 juta oleh pengguna TikTok. Tak sedikit netizen yang kemudian membenarkan spekulasi tersebut. Mereka mengaku memiliki pengalaman buruk ketika bekerja di pabrik garmen.

“Parah. Pabrik garmen lebih horo mungkin karena rata2 isinya perempuan, jadi saingan carmuk disana kuat,” tulis @olfiez.

“Tapi yg aku denger dari temen dan sering juga lihat komen2 orang yg kerja di garmen emang kayak gini, atasannya tiap hari teriak2 gitu kalo marah,” ungkap @eleanor.

Baca Juga:Warga Kesal Kerap Terjebak Macet Parah di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor, Legislator Buka Suara

“Parah banget, gara2 aku belum ngerti dan salah jait setengah box sampe dibanting depan aku dan boxnya ditendang ke aku sambil ngomong kasar sambil ditunjuk2 ari sia ari mane, dendam bgt sampe sekarang ga pernah lupa,” ungkap @uwie_rizqi.

“2,5 tahun di garmen, ya begitu mmg, akhirnya resign, bukan karna gak betah, tapi karena izin 3 hari pas ortu sakit, pas berangkat dimaki maki juga, ambil gaji terakhir langsung pamitan di baik2in suruh berangkat lg tapi aku udah ga mau,” timpal warganet yang lain.

Pabrik garmen sendiri merupakan tempat pengelolaan kain menjadi pakaian yang siap digunakan. Proses produksi dalam pabrik garmen ini meliputi spreading, pembuatan pola, pemotongan kain, menjahit, menggosok, hingga pakaian siap pakai.

Pabrik garmen memang acap kali memiliki pegawai perempuan yang lebih banyak untuk memproduksi, mengolah, dan menjahit pakaian dalam jumlah yang besar. Meski begitu, pabrik garmen telah memiliki mesin dan peralatan khusus untuk melakukan produksi.

Sementara itu, pabrik garmen di Semarang sendiri cukup banyak. Setidaknya terhitung 9 pabrik garmen di Semarang yang cukup terkenal. Di antaranya adalah Fakuryo Indonesia, PT Korina Semarang, PT Jaya Abadi Mulia, PT Semarang Garment, PT Ungaran Sari Garments, PT Samwon Busana Indonesia, dan sebagainya.

Buruh pabrik garmen wanita yang viral lantaran bekerja sambil menangis itu diduga merupakan pegawai dari salah satu pabrik garmen yang beroperasi di Semarang tersebut.

Kontributor : Dinnatul Lailiyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini