Kisah Puisi Gus Mus "Ada Republik Rasa Kerajaan" Pernah Bikin Zaman Orde Baru Ketar-ketir

Selain dikenal sebagai tokoh agama di Jawa Tengah. K.H Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus juga dikenal sebagai seorang penyair

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 02 November 2023 | 10:06 WIB
Kisah Puisi Gus Mus "Ada Republik Rasa Kerajaan" Pernah Bikin Zaman Orde Baru Ketar-ketir
Gus Mus [Jepretan instagram S.kangkung]

SuaraJawaTengah.id - Selain dikenal sebagai tokoh agama di Jawa Tengah. K.H Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus juga dikenal sebagai seorang penyair.

Baru-baru ini Gus Mus menghadiri acara Gelar Sastra Jawa Tengah 2023 yang berlokasi di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, Selasa (31/10) malam.

Dalam acara tersebut, Gus Mus pun turut ikut membacakan puisi maupun sajaknya bersama sastrawan-sastrawan lainnya.

Sebelum membacakan puisi, Gus Mus terlebih dahulu mengenang bahwasanya ada satu puisi buatannya yang bikin orde baru ketar-ketir.

Baca Juga:Contoh Puisi Maulid Nabi, Bacakan saat Peringatan Hari Kelahiran Rasulullah SAW

"Dulu pada zaman orde baru, saya membaca puisi berakibat ketua panitianya diamankan yang berwenang," kata Gus Mus dikutip dari unggahan video akun TikTok @lusilaurensihasmi.

Menurut Gus Mus, alasan ketua panitia diamankan pihak berwajib karena Gus Mus membacakan satu puisi yang isinya diduga menyindir keras sistem pemerintahan orde baru.

"Padahal, saya membaca puisi cuma begini. 'Zaman kemajuan, inilah zaman kemajuan, ada sirup rasa jeruk dan durian, ada keripik rasa keju dan ikan, ada republik rasa kerajaan," paparnya.

Berkaca dari peristiwa tersebut, Gus Mus tidak akan lagi membacakan puisi yang isinya berupa sindiran pada penguasa. Dia sekarang lebih memilih membacakan puisi-puisi cinta.

"Malam ini, saya tidak akan membaca yang begitu-begitu lagi. Saya akan membaca puisi-puisi cinta saja. Supaya tidak ada yang tersinggung. Sudah banyak yang tersinggung," tandasnya.

Baca Juga:Budiman Sudjatmiko Kasihani Sosok Prabowo di Era Orde Baru: Tersiksa dan Lonely

Unggahan video itu pun langsung dibanjiri komentar warganet. Mereka ramai-ramai menuliskan beragam komentar.

"Gus Mus gak banyak bicara, sekali bicara langsung ke ubun-ubun," ucap akun @ilham**.

"Isi puisinya kok mirip yah sama republik yang mahkamah konstitusinya menjadi mahkamah keluarga," cetus akun @shifana**.

"Meskipun itu ceritanya dulu, tapi ada gejala terulang kembali direzim ini," sahut akun @816**.

"Zaman orba diciptakan lagi sama penguasa," timpal akun @ragil**.

Kontributor : Ikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini