SuaraJawaTengah.id - Belakangan ini Gunung Slamet menunjukkan peningkatan aktivitas. Statusnya yang semula dari normal menjadi waspada.
Peningkatan status level Gunung Slamet di level II atau waspada sudah terjadi sejak 19 Oktober 2023. Sebelumnya, sudah cukup lama gunung setinggi 3.432 meter itu berstatus normal.
Gunung Slamet yang membentang di lima Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas ini juga menyimpan cerita misteri soal ramalan Jayabaya.
Apalagi statusnya Gunung Slamet sedang waspada. Seperti diketahui dalam ramalan Jayabaya disebutkan jika Gunung Slamet meletus. Konon akan membelah Pulau Jawa menjadi dua.
Baca Juga:Mitos dan Fakta Konsumsi Buah Kepel yang Bisa Meningkatkan Libido, Percaya?
Ramalan Jayabaya sendiri masih dipercaya oleh masyarakat. Beberapa ramalan seperti keberadaan kereta api, pesawat terbang, proses pendangkalan sungai, dan diberlakukannya pajak bumi dan bangunan merupakan sederet ramalan Jayabaya yang menjadi kenyataan.
Dikutip akun X @kisahtanahjawa, peningkatan aktivitas Gunung Slamet belakangan ini hanya siklus lima tahunan sering dikaitkan dengan momentum pemilihan umum.
Gunung Slamet pernah meletus hebat pada tahun 1786 dan diprediksi letusan akan kembali terulang. Konon, ada potensi letusan yang jauh lebih dahsyat di masa depan.
Namun soal ramalan Jayabaya itu tidak bisa diprediksi kapan peristiwa besar tersebut akan terjadi. Sebagai manusia, tentu kita hanya bisa waspada dengan melihat gejala-gejala alam.
Gunung Slamet juga oleh sebagian masyarakat dipercaya sebagai pusat pulau Jawa. Diceritakan akun ini kalau Gunung Slamet tersiar mitos dijaga oleh tujuh penunggu tak kasat mata.
Baca Juga:3 Mitos Orang Korea Tentang Salju Pertama, Sering Muncul di Drama Korea!
Ketujuh penjaga itu diantaranya adalah, Mbah Renti, Mbah Atas Angin, Mbah Tapak Angin, Mbah Semput, Mbah Brantayuda, Mbah Sapujagat, dan Mbah Raga. Merekalah yang disebut sebagai penunggu dari Gunung Slamet.
Kira-kira begitulah singkat cerita tentang misteri ramalan Jayabaya dan mitos penunggu Gunung Slamet.
Kontributor : Ikhsan