SuaraJawaTengah.id - Ketua Asprov PSSI Jateng, Alamsyah Satyanegara Sukawijaya atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi, mengatakan pemain muda Timnas Indonesia sering mengalami star syndrome di usia muda.
Yoyok Sukawi menilai, faktor star syndrome saat ini menjadi musuh utama untuk pengembangan pemain muda.
"Memang star syndrome ini menjadi masalah juga dan membuat karier pemain muda menurun. Ini sudah kami bahas di Komisi X DPR ini masuknya pendidikan agar mental pemain kuat tidak mudah star syndrome, jadi pendidikan dasarnya dulu. Banyak pemain bola kita itu mengejar karier sepak bola baru sekolah, banyak yang bermain buat timnas U-20 tapi ternyata SMP nya enggak selesai," kata Yoyok dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu (18/11/2023).
Yoyok mengatakan pendidikan menjadi salah satu dasar agar pemain bisa terus berprestasi. Oleh sebab itu, ia mengajak peran serta dari klub, federasi dan asosiasi di tingkat kota hingga provinsi untuk menjaga pemain muda agar tetap mengenyam pendidikan hingga jenjang tertinggi.
"Pendidikan dasar ini penting dan perlu peran pemerintah, artinya anak yang enggak mau sekolah itu dihukum, yang tidak mampu dibayari. Mau biacara itu sekarang bahkan ada anak muda yang main judi slot, ini karena mentalnya enggak kuat, ini peran federasi, klub, pemerintah di situ," tegasnya.
Ia mencontohkan di PSIS Semarang baru saja melepas satu pemain berlabel Timnas Indonesia U-23 karena tidak mau berkuliah. Yoyok Sukawi yang juga Bos PSIS Semarang ini menyebut, pemainnya wajib menempuh jenjang perkuliahan.
"Di PSIS saat ini pemain wajib kuliah, masuk PSIS saya pasti tanya pendidikan terakhirnya, kalau ternyata sekolahnya tertinggal saya pasti menyuruh untuk percepatan. Kalau enggak mau, saya suruh keluar, PSIS sudah bekerja sama dengan sejumlah kampus dan pemain wajib kuliah, gratis, kuliah dipermudah. Kalau kemudian kok masih mengejar target lain ya keluar, Saya baru mengeluarkan satu pemain dari PSIS karena enggak mau kuliah," tegasnya.