Kasus COVID-19 Kembali Merebak, Ahli Imbau Masyarakat Kembali Terapkan Protokol Kesehatan

Kasus COVID-19 kembali merebak di Indonesia. Namun demikian, Pemerintah masih enggan menerapkan kembali protokol kesehatan yang ketat.

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 15 Desember 2023 | 06:10 WIB
Kasus COVID-19 Kembali Merebak, Ahli Imbau Masyarakat Kembali Terapkan Protokol Kesehatan
Ilustrasi Covid-19 (Freepik.com/pikisuperstar)

SuaraJawaTengah.id - Kasus COVID-19 kembali merebak di Indonesia. Namun demikian, Pemerintah masih enggan menerapkan kembali protokol kesehatan yang ketat. 

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Budi Haryanto mengatakan bahwa sosialisasi mengenai protokol kesehatan perlu digalakkan kembali di media guna menekan angka COVID-19 yang akhir-akhir ini naik.

Budi menjelaskan bahwa persepsi publik mengenai COVID-19 yang tidak seganas dulu, ditambah dengan kurangnya sosialisasi, mengakibatkan sulitnya menerapkan upaya pencegahan penyakit itu.

"Orang tidak yang banyak tahu persis bahwa COVID ini kasusnya naik. Itu sebenarnya tidak semua orang tahu lho ya," ujarnya dikutip dari ANTARA di Semarang pada Jumat (15/12/2023). 

Baca Juga:Presiden Jokowi Tinjau SMKN 1 Kedungwuni, PJ Gubernur Jateng Siap Genjot Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Kerja

Menurut guru besar itu, kenaikan kasus COVID-19 disebabkan oleh meningkatnya orang-orang bergejala flu yang memeriksakan diri karena ada kekhawatiran mengenai pneumonia yang merebak. Dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, katanya, ditemukan bahwa ada yang ternyata positif COVID-19.

Budi mengatakan, di masa sekarang, banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan, seperti dengan memegang benda umum seperti lift, eskalator, dan lain-lain. Atau, ujarnya, ada juga yang memakai masker di kendaraan umum, ketika ada banyak orang, namun ketika sudah turun dari kendaraan itu dan berjalan di trotoar, mereka mencopotnya dengan dalih tidak banyak orang di sekitar.

Dia menjelaskan, selama pandemi, terdapat sosialisasi protokol kesehatan yang bersifat memaksa.

"Artinya, ketika mau masuk ke gedung, harus pakai masker. Ketika masuk ke ruang kerja pakai masker, diwajibkan gitu kan. Itu sesuatu yang ada kewajiban dan kemudian ada sanksinya gitu. Nah kalau itu sekarang kan dengan situasi saat ini, kan nggak mungkin gitu untuk memaksakan itu. Nah, berarti harus pakai cara lain kan," dia menjelaskan.

Menurutnya, sosialisasi bisa digalakkan kembali menggunakan media, semisal TV melalui iklan-iklannya. Salah satu contohnya adalah dengan menyematkan pesan tersebut ke dalam iklan tentang multivitamin.

Baca Juga:Masuk Musim Penghujan, Presiden Jokowi Minta Petani Segera Tanam Padi

Dia menilai TV menjadi sebuah pilihan karena menawarkan beragam channel yang dilihat oleh orang-orang yang berada di rumah.

Selain itu, katanya, media sosial seperti Instagram, yang kini tengah populer, bisa juga digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.

"Jangan lupa, cuci tangan harus mulai diaktifkan lagi. Karena bagaimanapun juga kita sudah terbiasa menyentuh lift, menyentuh tangga eskalator, dan sebagainya juga. Sekarang semaunya juga," ujarnya.

"Akses ke tempat-tempat cuci tangan harus ada lagi. Atau penyediaan itu harus ada lagi, hand sanitizer. Hal-hal itu harus tersedia lagi," dia menambahkan.

Dia juga mengingatkan bagi orang-orang dengan gejala flu, yang dinilai mirip dengan gejala COVID-19, untuk di rumah dulu hingga sembuh. Setelah sembuh, ujarnya, boleh ke luar, namun tetap menggunakan masker.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini