Selain Panas dan Makanan, Ini Kekurangan Lainnya Tinggal di Semarang Versi Orang Jogja

Belakangan ini banyak beredar tulisan di media online yang membandingkan sisi-sisi kehidupan tinggal di Kota Semarang dan Yogyakarta.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 11 Maret 2024 | 13:28 WIB
Selain Panas dan Makanan, Ini Kekurangan Lainnya Tinggal di Semarang Versi Orang Jogja
Seorang wisatawan sedang memotret salah satu bangunan tua di kawasan Kota Lama Semarang. [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Belakangan ini banyak beredar tulisan di media online yang membandingkan sisi-sisi kehidupan tinggal di Kota Semarang dan Yogyakarta. Mulai dari permasalahan cuaca sampai makanan turut jadi topik pembahasan.

Memang banyak orang-orang Jogja yang migrasi ke Kota Lunpia untuk mengadu nasib. Alasan paling realitis orang Jogja enggan bekerja di daerah sendiri adalah masalah upah.

Fadia Haris Nur Salsabila contohnya. Usai menuntaskan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dia tidak tertarik mencari pekerjaan di Jogja yang merupakan tanah kelahirannya.

Perempuan yang akrab disapa Fadia itu justru melirik Kota Semarang sebagai pijakkan dia meniti karir. Fadia menilai lapangan pekerjaan di ibu kota Jawa Tengah lebih besar ketimbang di Jogja.

Baca Juga:Tradisi Dugderan Sambut Ramadan 2024 di Semarang, Apa Itu Warak Ngendhog?

Namun saat pertama kali menginjak Kota Semarang. Fadia cukup shock dengan masalah cuaca. Disebutkannya cuaca di Kota Semarang jauh lebih panas apabila dibandingan dengan Kota Solo maupun Jogja.

"Kipas angin atau AC itu harus nyala 24 jam. Karena panasnya nggak bisa ditoleransi," curhatnya pada Suara.com, Senin (11/3/24).

Hal serupa juga dirasakan Made Dinda Yadnya Swari. Perempuan lulusan UGM Jogja itu mengungkapkan culture shock ketika bekerja di Kota Semarang adalah masalah cuaca.

"Misal nih di Jogja mulai kerasa panas itu sekitar jam 11 atau jam 12. Tapi jam 9 pagi di Semarang itu panasnya udah kayak jam 12 siang di Jogja," tutur perempuan yang akrab disapa Dinda tersebut.

Selain cuaca, Dinda juga mengeluhkan tempat-tempat makan. Misal di setiap sudut Jogja, warung burjo disana memiliki citra rasa khas. Sedangkan burjo-burjo di Semarang tidak demikian.

Baca Juga:Diguyur Hujan, Tradisi Dugderan di Kota Semarang Tetap Digelar

"Mungkin aa penjual burjonya bukan dari Kuningan kali ya," celetuknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak