Adanya perbedaan kontur jalan antara Semarang atas dan bawah. Bikin Dinda tak tertarik lagi melakukan night ride seperti yang sering ia lakukan sewaktu kuliah di UGM.
Dinda juga turut menyoroti permasalahan air bersih. Katanya kualitas air bersih di Semarang dengan Jogja berbeda jauh.
"Mungkin karena (Semarang) wilayah pantura airnya airnya jauh lebih jelek dan kuning. Jadi aku harus nyisihin duit buat ganti filter air," bebernya.
Permasalahan cuaca dan kontur jalan yang tidak stabil juga turut diresahkan Muhammad Irfan Habibi. Sebagai orang Jogja yang sedang mengeyam pendidikan di UIN Walisongo dirinya hafal betul perbadingan tinggal di Semarang dan Jogja seperti apa.
Baca Juga:Tradisi Dugderan Sambut Ramadan 2024 di Semarang, Apa Itu Warak Ngendhog?
Jika ditanya dua pilihan antara tinggal di Semarang atau Jogja untuk jangka waktu yang panjang. Habibi dengan tegas akan memilih tinggal di Jogja.
"Kenapa saya milih Jogja? Pendidikan dan budaya disana jauh lebih baik ketimbang di Semarang. Contoh kecilnya, Perpusda DIY benar-benar nyaman dan punya program pengembangan diri untuk anggotanya," tukasnya.
Kontributor : Ikhsan
- 1
- 2