Revolusi Koperasi: Mungkinkah Pertumbuhan Ekonomi 8% Tercapai?

Asosiasi Desa Kreatif Indonesia, menyatakan bahwa koperasi memainkan peran penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan ekonomi nasional

Budi Arista Romadhoni
Senin, 28 Oktober 2024 | 12:19 WIB
Revolusi Koperasi: Mungkinkah Pertumbuhan Ekonomi 8% Tercapai?
Presiden Prabowo Subianto saat bersama dengan kabinet Merah Putih di Akmil, Magelang. [Istimiewa]

SuaraJawaTengah.id - Fikri El-Aziz, Ketua Asosiasi Desa Kreatif Indonesia, menyatakan bahwa koperasi memainkan peran penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan ekonomi nasional.

Di tengah dinamika ekonomi global dan tantangan persaingan, koperasi dinilai mampu menjadi instrumen strategis untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Menurut Fikri, koperasi di Indonesia memiliki akar kuat, sejak masa kolonial hingga peran penting tokoh-tokoh nasional seperti Margono Djojohadikusumo dan Soemitro Djojohadikusumo di masa awal kemerdekaan.

"Koperasi adalah wujud ekonomi gotong royong, yang keuntungannya untuk seluruh anggota, bukan untuk segelintir orang," ungkapnya dikutip dari keterangan tertulis di Semarang pada Senin (28/10/2024). 

Baca Juga:Ekonomi Jateng Dinilai Masih Tangguh, Mampu Tumbuh 4,98%

Dengan semangat itu, koperasi menjadi salah satu landasan ekonomi kerakyatan Indonesia, sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945.

Pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, koperasi memperoleh perhatian khusus dengan dibentuknya Kementerian Koperasi sebagai lembaga tersendiri.

Kebijakan ini dianggap sebagai momentum strategis untuk merevitalisasi peran koperasi dalam mendukung ekonomi rakyat, menciptakan lapangan kerja, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Strategi Pengembangan Koperasi Indonesia:

  • Pengelolaan Profesional: Koperasi perlu menerapkan manajemen yang transparan dan akuntabel. Pengurus diharapkan memiliki keterampilan manajerial tinggi dalam pengelolaan keuangan dan pemasaran, guna menjaga kepercayaan anggota serta meningkatkan daya saing koperasi di pasar.
  • Adaptasi Digital: Dengan transformasi digital, koperasi bisa menjangkau lebih banyak pasar, mempermudah transaksi, serta memperkuat transparansi. "Koperasi juga harus memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat layanan dan meningkatkan daya saingnya," tambah Fikri.
  • Pengembangan Ekonomi Desa: Fikri mengusulkan strategi ambisius “1 Desa 8 Koperasi” sebagai cara untuk meningkatkan pemerataan ekonomi nasional melalui pembentukan koperasi di setiap desa. Strategi ini diharapkan mampu mendongkrak kemandirian ekonomi masyarakat desa.
  • Menarik Generasi Muda: Menghadapi perubahan, koperasi harus relevan bagi generasi milenial dan Gen Z dengan menawarkan fleksibilitas, transparansi, dan digitalisasi yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda.
  • Kolaborasi dan Kemitraan: Penguatan kolaborasi antara koperasi, pemerintah, dan pelaku usaha penting dalam mendukung pengembangan koperasi. Kerja sama ini diharapkan membuka akses pasar yang lebih luas dan memperkuat rantai pasok di industri besar.

Penunjukan Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Koperasi dalam Kabinet Merah Putih juga dianggap sebagai energi baru bagi ekosistem koperasi.

Baca Juga:Realistis atau Pesimis? Ekonom INDEF Pertanyakan Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Mahfud MD

Dengan latar belakangnya di Kementerian Desa dan Kementerian Kominfo, Budi Arie diharapkan dapat membawa koperasi ke tingkat yang lebih baik dalam mendukung ekonomi kerakyatan di Indonesia.

Menurut Fikri, revitalisasi koperasi adalah langkah konkret menuju ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan, di mana seluruh anggota masyarakat bisa merasakan manfaatnya secara langsung.

“Koperasi yang kuat dan profesional dapat menjadi pilar ekonomi bangsa, memperkuat ketahanan pangan, ekonomi lokal, dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini