Keberadaan Buraq dalam Peristiwa Isra Mi'raj: Apakah Benar-Benar Ada?

Isra Mi'raj, perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Masjidil Aqsha dan langit, melibatkan Buraq

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 04 Januari 2025 | 09:51 WIB
Keberadaan Buraq dalam Peristiwa Isra Mi'raj: Apakah Benar-Benar Ada?
Ilustrasi masjidil aqsha (Freepik/drawnhy97)

SuaraJawaTengah.id - Peristiwa Isra Mi'raj, yang melibatkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem (Isra) dan kenaikan beliau ke langit (Mi'raj), merupakan salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah Islam.

Dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW dikatakan menaiki Buraq, sebuah makhluk yang digambarkan sebagai hewan bersayap dengan ukuran lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari bagal.

Buraq dikenal sebagai kendaraan yang digunakan oleh Nabi dalam perjalanan spiritual ini.

Pandangan Ilmuwan Indonesia Mengenai Buraq

Baca Juga:30 Link Download PDF Kalender 2025 untuk Awal Tahun Baru

Dari perspektif ilmuwan Indonesia, peristiwa Isra Mi'raj dan keberadaan Buraq sering dibahas dalam konteks sains dan teknologi. Misalnya, Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si, M.Sc., D.Sc., Guru Besar Fisika Teori ITS, menyatakan bahwa Isra Mi'raj tidak dapat dijelaskan dengan Teori Relativitas Khusus, tetapi bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Umum yang melibatkan ruang dimensi tinggi atau ruang immaterial.

Menurutnya, perjalanan tersebut mungkin melibatkan dimensi ekstra yang memungkinkan perjalanan cepat tanpa terikat waktu. 

Selain itu, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, seorang pakar astronomi dan astrofisika, mengungkapkan bahwa peristiwa Isra Mi'raj berkaitan dengan perjalanan antar-dimensi.

Sidratul Muntaha, yang disebutkan dalam peristiwa tersebut, dianggap sebagai lambang batas yang tidak dapat dijangkau oleh manusia atau makhluk lain.

Ilustrasi masjid, Khutbah Jumat Singkat 2022 tentang Isra Miraj. (Pexels)
Ilustrasi Masjidil Aqsha di Yerusalem. (Pexels)

Menurutnya, konsep tujuh lapis langit dalam peristiwa tersebut dapat diartikan sebagai struktur besar alam semesta yang tidak terhingga. 

Baca Juga:Jelang Pergantian Tahun, BMKG Peringatkan Potensi Rob dan Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Jawa Tengah

Dalam konteks Buraq, beberapa ilmuwan Indonesia berpendapat bahwa makhluk tersebut mungkin merupakan simbol atau representasi dari kecepatan luar biasa yang tidak dapat dijelaskan dengan hukum fisika yang ada.

Misalnya, dalam artikel yang diterbitkan oleh Republika, disebutkan bahwa Buraq berasal dari kata "barqu" yang berarti kilat, yang menunjukkan kecepatan yang sangat tinggi. Namun, penjelasan ilmiah mengenai Buraq masih bersifat spekulatif dan belum dapat dibuktikan secara empiris. 

Keberadaan Buraq dalam peristiwa Isra Mi'raj tidak dapat dibuktikan atau disangkal melalui metode ilmiah karena termasuk dalam ranah spiritual dan metafisik.

Bagi umat Islam, Buraq dipahami sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah untuk tujuan khusus dalam perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, pemahaman mengenai Buraq lebih bersifat keagamaan dan spiritual, yang tidak dapat diuji atau dibuktikan melalui sains.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini