Di balik data dan angka, terdapat cerita-cerita kecil yang memperkuat narasi kepercayaan masyarakat terhadap BBM nonsubsidi. Ika, salah satu pemudik asal Pemalang yang hendak pulang ke Kuningan, memilih Pertamax tidak hanya untuk mobil pribadi, tapi juga untuk dua sepeda motor yang digunakan dirinya dan suami.
“Mobil ini dari awal pakai Pertamax, jadi sudah tahu karakternya. Mesin lebih awet, tarikannya pun lebih halus,” ujarnya.
Senada dengan Ika, Wisnu, pemudik asal Boyolali yang hendak kembali ke Bekasi, juga menjadikan Pertamax Turbo sebagai pilihan utama.
“Saya selalu isi full tank pakai Pertamax Turbo. Dari Salatiga sampai ke sini di Banjaratma, tarikan mobil tetap enteng dan mesin gak panas. Itu penting banget buat perjalanan jauh,” tuturnya.
Baca Juga:Antisipasi Lonjakan Permintaan, Pertamina Patra Niaga Tambah Pasokan LPG 3kg di Jateng dan DIY
Perjalanan mudik, sejatinya bukan hanya soal kembali ke kampung halaman. Ia adalah pengalaman kolektif masyarakat Indonesia yang selalu menuntut kesiapan logistik dan energi.
Dalam konteks ini, meningkatnya konsumsi Pertamax tidak semata menggambarkan pergerakan kendaraan, tetapi juga transformasi kesadaran konsumen terhadap kualitas dan efisiensi.
Loyalitas yang diperlihatkan oleh pemudik terhadap Pertamax di tengah banyaknya pilihan BBM menunjukkan bahwa preferensi masyarakat kini lebih rasional dan berbasis pengalaman. Dan bagi Pertamina, ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk terus menjaga kepercayaan itu melalui layanan yang andal dan produk yang berkualitas.