SuaraJawaTengah.id - Dalam SuraT Yasin ayat 20, terdapat sebuah kisah yang menginspirasi tentang seorang lelaki yang datang dari ujung kota dengan penuh keberanian, untuk menyuarakan kebenaran meski tanpa kekuasaan dan pengaruh.
Seorang lelaki yang tak dikenal, namun dengan penuh keyakinan berdiri di hadapan masyarakat untuk mendukung para rasul yang sedang terdesak.
Habib al-Najjar, seorang pria yang dikenal karena keimanannya, bergegas datang untuk menyampaikan pesan Tuhan dan mendukung perjuangan para utusan Allah. Ayat ini mengajarkan kita tentang keberanian dalam berjuang untuk kebenaran, bahkan ketika dunia seakan menolak kita.
"Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, 'Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.'" (QS. Yasin: 20)
Baca Juga:Keistimewaan Surat Yasin Ayat 82: Kekuatan Tak Terlihat di Balik Doa dan Ikhtiar
Dalam Surah Yasin Ayat 20, terdapat kisah yang sangat menginspirasi tentang seorang laki-laki yang berani menyuarakan kebenaran meskipun dalam keterbatasan dan tanpa kekuasaan.
Ayat ini menceritakan tentang Habib al-Najjar, seorang pria yang datang dari ujung kota untuk memperingatkan kaum di kota tersebut agar mengikuti utusan Allah SWT. al-Najjar datang dengan penuh semangat untuk mendukung perjuangan utusan-utusan Allah SWT, meskipun mereka ditolak dan diancam oleh penduduk kota tersebut.
Siapa Habib al-Najjar?
Habib al-Najjar, menurut beberapa tafsir, adalah seorang laki-laki yang tidak memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, tidak memiliki kekuasaan, dan bukan dari keluarga yang berpengaruh.
Ia hanya seorang mu’min yang sangat percaya pada kebenaran yang dibawa oleh tiga utusan Nabi Isa yang ditugaskan untuk menyampaikan risalah Allah SWT kepada penduduk kota itu.
Baca Juga:Baca Surat Yasin atau Surat Al Kahfi di Malam Jumat, Mana Lebih Baik?
Terlepas dari statusnya yang rendah dan tanpa pengaruh politik atau sosial, ia tidak ragu untuk keluar dari kenyamanan dan datang dari ujung kota untuk menegakkan kebenaran.
Habib al-Najjar datang dengan penuh keyakinan dan keberanian, bergegas untuk menyampaikan pesan yang sangat penting kepada penduduk yang hampir tidak ada yang percaya pada para rasul tersebut.
Meskipun tahu bahwa dirinya mungkin akan ditentang dan diabaikan, ia tetap berjuang untuk membantu rasul-rasul yang sedang terdesak dan menghadapi ancaman pembunuhan.
Dalam Tafsir Al-Jalalayn dijelaskan bahwa Habib datang untuk menasihati mereka, mengatakan, "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu," yang berarti ia menyerukan kepada penduduk untuk mempercayai dan mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh rasul.
Perjalanan Habib al-Najjar mengingatkan kita pada bagaimana seseorang dengan iman yang kuat dapat membuat perubahan meskipun tidak memiliki pengaruh di masyarakat. Ia bukanlah orang kaya, bukan pula pejabat yang berkuasa, tetapi ia memiliki keberanian untuk menyuarakan kebenaran. Meskipun tak diharapkan, ia datang ke pusat kota dengan tekad kuat untuk mendukung perjuangan para utusan.
Habib al-Najjar menunjukkan kepada kita bahwa iman dan keberanian adalah kekuatan yang jauh lebih besar daripada kekuasaan dan kedudukan sosial.