Menurut Fahmi Bastian, Direktur Eksekutif Daerah WALHI Jawa Tengah, program ini bukan hanya proyek ekologi, tapi juga advokasi sosial.
“Penanaman rumpon untuk budidaya kerang hijau yang dilakukan bersama warga Tambakrejo menjadi statement tegas bahwa laut merupakan sumber penghidupan yang teramat penting bagi mereka yang tinggal di wilayah pesisir,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pengakuan pemerintah terhadap keberadaan dan hak hidup warga pesisir.
![Nelayan, DMC, dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah bergotong royong menancapkan bambu rumpon di bibir pantai Tambakrejo, sebuah kampung nelayan di Semarang Utara pada Rabu (21/5/2025). [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/22/15648-bambu-rumpon-semarang.jpg)
“Perlindungan laut (pesisir) sebagai ruang tangkap dan ruang hidup nelayan kemudian menjadi hal krusial agar profesi nelayan dan masyarakat kampung Tambakrejo bisa terus eksis dan tidak hilang oleh proyek-proyek pembangunan,” tegasnya.
Baca Juga:Solidaritas Nelayan di Brebes Deklarasi Dukungan untuk Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Pemasangan rumpon kerang hijau di Tambakrejo menjadi bukti bahwa pemulihan pesisir tak bisa hanya berbentuk wacana atau kebijakan dari atas.
Ia harus tumbuh dari bawah, dari kearifan lokal, kerja kolektif, dan semangat bertahan masyarakat pesisir.
Bambu-bambu yang menancap di dasar laut itu mungkin tampak biasa bagi mata awam. Namun bagi para nelayan, itu adalah simbol harapan.
Sebuah ikhtiar kecil untuk merebut kembali kedaulatan laut mereka. Karena dari lautlah mereka hidup, dan di laut pula mereka ingin terus bertahan.