Sementara Jafri Sastra dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan taktis dan mental juara, terbukti dari pengalamannya membawa sejumlah klub tampil kompetitif.
Tak hanya nama-nama lama, dalam beberapa waktu terakhir juga muncul satu nama yang cukup mencuri perhatian, yakni Kahudi Wahyu. Meski belum memiliki rekam jejak bersama PSIS, nama Kahudi mencuat di sejumlah grup pendukung dan pemberitaan media sosial sebagai salah satu kandidat potensial.
Kehadirannya menjadi opsi baru yang menarik jika PSIS ingin menyuntikkan energi segar dari luar ekosistem lama.
Fokus ke Program, Bukan Nama
Baca Juga:PSIS Siap Redam Arema FC Meski Persiapan Minim, Incar Poin Jauhi Degradasi
Namun demikian manajemen PSIS lebih fokus pada substansi program kerja yang ditawarkan oleh para calon pelatih ketimbang sekadar mempertimbangkan popularitas nama.
Bagi PSIS, kesiapan menghadapi kompetisi Liga 2, yang dikenal keras, fisikal, dan penuh kejutan – membutuhkan rencana matang, bukan hanya pengalaman.
PSIS memang tak punya banyak waktu. Kick-off Liga 2 diprediksi akan berlangsung pada Agustus atau awal September 2025.
Dengan waktu persiapan yang semakin mepet, kepastian soal siapa pelatih kepala akan menjadi titik awal dari proses pembentukan skuad, rekrutmen pemain, hingga program latihan intensif.
Publik dan pendukung pun kini hanya bisa menunggu siapa yang akhirnya akan dipilih untuk memimpin PSIS bangkit dari keterpurukan dan kembali ke habitat aslinya: Liga 1.
Baca Juga:PSIS vs PSM: Mahesa Jenar Siap Bangkit di Jatidiri, Akhiri Tren Negatif!
Teka-teki itu akan segera terjawab. Namun satu hal yang pasti, PSIS tak ingin sekadar numpang lewat di Liga 2. Mereka ingin kembali dengan cara yang bermartabat.