BRI Dukung Produksi Garam di Jawa Tengah, Serap 30 Ribu Ton dari Petambak Lokal

BRI dukung produksi garam lokal Jateng dengan fasilitas SKBDN untuk pabrik garam industri BUMD PT SPTJT di Pati

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 24 Juni 2025 | 22:04 WIB
BRI Dukung Produksi Garam di Jawa Tengah, Serap 30 Ribu Ton dari Petambak Lokal
Peresmian operasional pabrik garam industri yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPTJT) pada Selasa, 24 Juni 2025. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, melalui BRI BO Brigjen Sudiarto Semarang, menyatakan komitmennya untuk mendukung produksi garam lokal di Jawa Tengah.

Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Sanie Febriyanti, Funding & Transaction Manager usai peresmian operasional pabrik garam industri yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPTJT) pada Selasa, 24 Juni 2025.

“PT SPJT (Perseroda) itu nasabah inti kerja sama. Sedangkan pabrik garam industri adalah salah satu anak perusahaan atau unit bisnisnya. Melalui fasilitas SKBDN kami membantu pengadaan mesin pabrik garamnya, dan kami berharap kerjasama lebih dalam lagi dengan fasilitas dan produk BRI lainnya,” ujar Sanie Febriyanti, dalam keterangannya.

Dukungan tersebut menandai komitmen BRI dalam mendukung program hilirisasi komoditas lokal dan penguatan industri berbasis potensi daerah, termasuk produksi garam nasional yang saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan industri.

Baca Juga:Petani Resah, Gudang Garam Setop Beli Tembakau: Temanggung Terancam Krisis

Pabrik garam industri yang baru saja diresmikan ini berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. Fasilitas ini mulai beroperasi penuh pada Juni 2025 dan memiliki kapasitas produksi sebesar 25.000 ton garam per tahun. Selain itu, pabrik juga berpotensi menyerap hingga 30.000 ton garam dari petambak lokal setiap tahunnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyebutkan bahwa Kabupaten Pati merupakan daerah penghasil garam terbesar kedua di Indonesia setelah Madura. Produksi garam di Pati mencapai 150.000 ton per tahun. Namun demikian, mayoritas produksi tersebut belum memenuhi standar kualitas garam industri, khususnya dari segi kadar Natrium Klorida (NaCl).

“Garam dari petani perlu diolah lagi oleh pabrik agar sesuai dengan standar yang dibutuhkan industri, yakni minimal 97% NaCl. Banyak industri yang membutuhkan garam berkualitas tinggi, seperti industri pakan ternak, kosmetik, farmasi, dan tekstil,” ungkap Sumarno.

Ia juga menegaskan bahwa keberadaan pabrik garam industri PT SPTJT adalah bagian penting dari proses hilirisasi produksi garam.

Ke depan, pabrik ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah bagi petani, tapi juga memperkuat ketahanan pasokan dan menjaga stabilitas harga hingga tingkat petambak.

Baca Juga:Tak Sekadar Payroll, BRI Edukasi ASN soal Investasi dan Perencanaan Keuangan

“Salah satu yang diharapkan dari hadirnya pabrik ini adalah adanya kepastian harga. Ini juga bagian dari pengendalian inflasi di Jawa Tengah,” tegasnya.

Peresmian operasional pabrik garam industri yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPTJT) pada Selasa, 24 Juni 2025. [Istimewa]
Peresmian operasional pabrik garam industri yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPTJT) pada Selasa, 24 Juni 2025. [Istimewa]

Direktur Utama PT SPTJT, Untung Juanto, menjelaskan bahwa secara nasional kebutuhan garam industri mencapai 4,9 juta ton per tahun, namun baru terpenuhi sekitar 2,04 juta ton.

Sisanya masih bergantung pada impor. Oleh karena itu, hadirnya pabrik garam industri ini diharapkan dapat berkontribusi mengurangi ketergantungan pada garam impor dan mewujudkan swasembada pangan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2025.

“Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 25.000 ton per tahun atau sekitar 2.000 ton per bulan, dengan kadar NaCl mencapai 97% dan kadar air maksimal 0,5%. Seluruh garam yang diserap berasal dari petambak lokal di Pati,” jelas Untung.

Dalam proses produksinya, pabrik menggunakan bahan bakar ramah lingkungan berupa Compressed Natural Gas (CNG) yang disuplai oleh PT Jateng Petro Energi (JPEN).

Dari sisi pemasaran, PT SPTJT telah menggandeng 21 perusahaan yang siap menyerap produk garam industri dari pabrik tersebut. Kebutuhan rata-rata dari perusahaan-perusahaan ini mencapai 1.500 ton per bulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak