Menurutnya, ada dua mesin pendorong utama: investasi dan konsumsi. Tingkat pembentukan modal tetap bruto atau investasi swasta telah menembus 30 persen, sementara tingkat konsumsi masyarakat yang menjadi cerminan daya beli mencapai 61,56 persen.
“Daya beli masyarakat kita membaik. Ketika belanja masyarakat naik, otomatis sektor produksi juga ikut membaik. Ini tercermin dari kinerja sektor pertanian dan industri yang makin membaik,” ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, capaian ini adalah hasil kerja keroyokan. Ia berkomitmen untuk terus menggalakkan model pemerintahan kolaboratif untuk mempertahankan tren positif ini.
"Kita lakukan collaborative government. Kita sudah menumbuhkan ekonomi baru di masing-masing eks karesidenan. Ekonomi baru itu kita tumbuhkan secara bersama-sama," kata Luthfi.
Baca Juga:Investasi Asing di Jateng Tembus Rp14 Triliun, Sarif 'Kakung' Abdillah Wanti-wanti UMKM