- Penjualan Pertamax Green di Jateng & DIY tembus 348 kiloliter, melampaui target awal 2025 sebesar 228%.
- Pertamina bantah isu etanol merusak mesin, sebut teknologi ini sudah lazim di AS, Brasil, dan Eropa.
- Pertamina tegaskan alat ukur oktan portabel tidak akurat, standar pengujian resmi gunakan metode CFR.
Ia menambahkan bahwa alat portabel yang banyak beredar tidak memiliki validasi dan kalibrasi yang terjamin, sehingga hasilnya sangat tidak akurat dan cenderung menyesatkan.
Bahkan, alat tersebut bisa menampilkan angka oktan pada cairan apa pun, termasuk yang bukan bahan bakar.
Taufiq pun mengajak konsumen untuk lebih bijak dalam menerima informasi dan mendukung program pemerintah dalam transisi energi bersih.
Kehadiran Pertamax Green adalah salah satu langkah nyata untuk menyediakan pilihan energi yang lebih berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Baca Juga:Cegah Abrasi, Pertamina Patra Niaga Tanam Mangrove dan Gelar Bersih Pantai di Semarang
"Ini bukan hanya tentang bahan bakar, tapi tentang masa depan lingkungan kita. Penggunaan etanol adalah langkah nyata untuk menurunkan emisi karbon dan mendukung transisi energi bersih di Indonesia," pungkasnya.