Bukan Sekadar Keyakinan, Ilmuwan Tunjukan Bukti Kuat Hajar Aswad Berasal dari Luar Angkasa

Di luar keyakinan sebagai batu dari surga, ilmuwan menemukan jejak kosmik yang kuat pada Hajar Aswad. Sebuah kawah meteor di Arab Saudi diduga menjadi titik pendaratannya.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 18 Oktober 2025 | 21:05 WIB
Bukan Sekadar Keyakinan, Ilmuwan Tunjukan Bukti Kuat Hajar Aswad Berasal dari Luar Angkasa
Penampakan detail Hajar Aswad. (Reasahalharmain)
Baca 10 detik
  • Ilmuwan menduga kuat Hajar Aswad adalah meteorit berdasarkan bukti dari Kawah Wabar di Arab Saudi.
  • Batuan di kawah Wabar memiliki ciri khas lapisan luar hitam dan bagian dalam berwarna putih.
  • Karakteristik fisik ini cocok dengan hadis yang menyebut Hajar Aswad awalnya putih lalu menghitam.

SuaraJawaTengah.id - Selama berabad-abad, narasi bahwa Hajar Aswad adalah batu yang diturunkan dari surga menjadi keyakinan yang dipegang teguh umat Muslim di seluruh dunia.

Namun, bagi para ilmuwan, narasi ini justru menjadi titik awal sebuah investigasi kosmik untuk mengungkap asal-usul fisik salah satu benda paling suci dalam Islam tersebut.

Kini, bukti-bukti ilmiah mengarah pada satu kesimpulan kuat: Hajar Aswad kemungkinan besar adalah benda dari luar angkasa.

Teori yang paling diterima di kalangan komunitas ilmiah adalah bahwa Hajar Aswad merupakan sebuah meteorit—benda langit yang berhasil selamat saat memasuki atmosfer bumi dan mendarat di permukaan.

Baca Juga:Jumat Berkah! Sikat 3 Link Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Hari Ini, Cek Sekarang!

Gagasan ini bukan sekadar interpretasi modern. Secara historis, banyak peradaban kuno yang juga memuliakan batuan meteorit karena asal-usulnya yang "langit", dianggap sebagai pesan atau hadiah dari para dewa.

Titik terang dalam penyelidikan ilmiah ini muncul pada tahun 1932. Seorang penjelajah dan ilmuwan, H. St. John Philby, menemukan sebuah lokasi tumbukan dahsyat di tengah gurun pasir Rub' al Khali, Arab Saudi.

Hajar Aswad. (Antara)
Hajar Aswad. (Antara)

Situs yang berjarak sekitar 1.100 kilometer dari Makkah ini kemudian dikenal sebagai Kawah Wabar (Wabar Crater). Penemuan ini memicu spekulasi bahwa inilah "zona pendaratan" dari benda langit yang kini dikenal sebagai Hajar Aswad.

Penelitian yang semakin menguatkan dugaan ini dipublikasikan oleh E. Thomsen pada 1980 dalam jurnalnya, "New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka'ba". Tim peneliti menemukan fragmen-fragmen batuan yang unik di sekitar kawah.

Batuan ini terbentuk dari pasir lokal yang meleleh dan menyatu dengan material nikel-besi dari meteorit yang menghantamnya.

Baca Juga:7 Tips Usaha Rebusan Viral Kekinian Biar Cuan Puluhan Juta di Semarang, Cocok untuk Makanan Diet

Hasilnya adalah batuan yang sangat khas: keras, memiliki lapisan luar hitam mengkilap karena proses pembakaran hebat, namun bagian dalamnya berwarna keputihan atau abu-abu.

"Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama dengan Hajar Aswad," tulis Thomsen, menyimpulkan adanya kecocokan yang signifikan.

Deskripsi ilmiah ini secara menakjubkan selaras dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi. Dalam hadis tersebut disebutkan, "Hajar Aswad turun dari surga, warnanya lebih putih dari susu, lalu warnanya berubah menjadi hitam akibat dosa-dosa Bani Adam."

Secara sains, warna hitam legam pada batuan Wabar memang berasal dari lapisan luar yang terpapar panas ekstrem, sementara inti putihnya yang lebih rapuh bisa terkikis seiring waktu, meninggalkan dominasi warna hitam.

Meskipun teori meteorit ini sangat kuat, beberapa pertanyaan tetap ada. Misalnya, riwayat yang menyebut Hajar Aswad bisa mengapung di air menjadi anomali, karena meteorit pada umumnya sangat padat dan berat.

Namun, terlepas dari perdebatan yang tersisa, titik temu antara keyakinan religius dan temuan ilmiah ini menyajikan sebuah perspektif luar biasa tentang bagaimana sebuah objek bisa memiliki makna spiritual yang dalam sekaligus menyimpan jejak perjalanan antarplanet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak