Misi Berat 90 Guru di Banjarnegara: Jadi Ujung Tombak AI, Siap Hadapi Tantangan Nyata?

Sebanyak 90 guru di Banjarnegara kini mengemban tugas berat sebagai duta digital usai pelatihan koding dan AI

Budi Arista Romadhoni
Senin, 20 Oktober 2025 | 13:34 WIB
Misi Berat 90 Guru di Banjarnegara: Jadi Ujung Tombak AI, Siap Hadapi Tantangan Nyata?
Pelatihan KKA Tahap 2 di aula SMKN 2 Bawang, Banjarnegara. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • 90 guru SD-SMP Banjarnegara wajib mengimbaskan ilmu koding & AI usai pelatihan tiga bulan.
  • Dindikpora menantang guru jadi motor penggerak agar siswa tak tergerus kemajuan teknologi.
  • Tantangan nyata menanti: adaptasi teknologi di sekolah dan kebutuhan pelatihan lebih mendalam.

SuaraJawaTengah.id - Pelatihan intensif selama tiga bulan boleh jadi telah usai, namun pekerjaan rumah yang sesungguhnya baru saja dimulai bagi 90 guru SD dan SMP di Banjarnegara.

Usai digembleng materi Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA), mereka kini tidak hanya membawa sertifikat, tetapi juga sebuah mandat berat: menjadi ujung tombak transformasi digital di sekolah masing-masing.

Penutupan Pelatihan KKA Tahap 2 di aula SMKN 2 Bawang, Sabtu (18/10/2025), bukan sekadar seremoni.

Di balik pameran gelar karya poster, ada sebuah tantangan yang dilontarkan langsung oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara. Mereka dituntut untuk menularkan ilmu yang didapat kepada ribuan rekan sejawat lainnya.

Baca Juga:Bukan Sekadar Keyakinan, Ilmuwan Tunjukan Bukti Kuat Hajar Aswad Berasal dari Luar Angkasa

Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara, Teguh Handoko, S.Sos., tidak menggunakan basa-basi saat memberikan arahan. Ia menegaskan bahwa investasi yang telah dikeluarkan harus memiliki dampak nyata dan berkelanjutan.

"Tugasnya setelah pulang ke satuan pendidikan masing-masing. Guru-guru yang lain harus paham seperti Bapak/Ibu sekalian. Tugas Bapak/Ibu mengimbaskan," kata Teguh dengan lugas.

Menurutnya, proses diseminasi ini adalah ujian sebenarnya. Meskipun tidak ada insentif finansial, Teguh meyakini ini adalah jalan untuk mengasah keahlian dan pengalaman. Target utamanya jelas, yaitu membekali siswa agar mampu bersaing dan tidak tergilas oleh zaman.

"Mudah-mudahan anak-anak kita mudah memahami. Anak-anak kita tidak tergerus dengan teknologi yang ada," harapnya.

Ia juga berpesan agar para guru ini mampu menyederhanakan "bahasa yang jelimet" dari dunia teknologi agar mudah dicerna oleh siswa dan rekan guru.

Baca Juga:BRI Pemalang Gaet Kantor Pertanahan, Permudah ASN Ajukan KPR dan Pinjaman Lainnya

Program yang digagas oleh LPD LKP Indo Jaya Kebumen sejak 22 Juli hingga 19 Oktober 2025 ini diakui sebagai langkah awal.

Direktur LPD LKP Indo Jaya Kebumen, Yuwono Wisudo Pramono, menyebut pelatihan ini sebagai "awal dari perjalanan panjang untuk terus belajar dan beradaptasi."

Namun, suara dari lapangan memberikan perspektif lain. Misno, seorang guru dari SDN Tanjung Tirta, mengakui materi yang ia terima sangat "luar biasa".

Namun, ia juga menyuarakan harapan agar pemerintah tidak berhenti di sini. Ia dan rekan-rekannya butuh program lanjutan yang lebih fokus pada praktik koding intensif yang relevan dengan kebutuhan industri, bukan sekadar pengenalan.

Tantangan ini menjadi semakin kompleks ketika dihadapkan pada realitas di setiap sekolah.

Pengawas SMK Cabang Dinas Wilayah IX Jawa Tengah, Munarno Achmad, S.Pd., M.Pd., menyoroti kecepatan disrupsi digital yang tak kenal ampun. Menurutnya, peran guru kini bergeser menjadi validator pengetahuan di tengah lautan informasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak