Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Rabu, 17 April 2019 | 18:49 WIB
Ribuan warga Kabupaten Boyolali menggelar aksi Save Muka Boyolali untuk memprotes Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang dinilai melecehkan warga kabupaten tersebut melalui pidato, Minggu (4/11/2018). [Facebook/Nidom Pramuditha]

SuaraJawaTengah.id - Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin menang mutlak 100 persen di 6 TPS Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (17/4/2019).

Perolehan ini berdasarkan hasil penghitungan di masing-masing tujuh TPS  hingga Rabu sore pukul 17.00 WIB.

Publik, terutama warganet menilai hal tersebut merupakan efek dari pernyataan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto kala kampanye, yang kontroversial.

Kala menghadiri pertemuan tim pemenangan di Boyolali, Jawa Tengah Selasa (30/10/2018) lalu, pidato Prabowo sempat menjadi kontoversi karena dianggap menghina warga Boyolali.

Baca Juga: Jokowi Menang Versi Lembaga Survei, Timses Prabowo Serukan Pendukung Joget

"...Dan saya yakin kalian enggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini," ucap Prabowo dalam pidatonya saat itu.

“Pembalasan dari Boyolali, seekor pun tak dapat, kejam,” tegas akun @BangTinok di Twitter, mencoba mengaitkan hasil perolehan suara di 6 TPS Pemilu 2019 dengan pernyataan Prabowo mengenai tampang Boyolali.

Ada pula warganet yang mengaitkan kekalahan Prabowo di 6 TPS Boyolali dengan people power alias gerakan rakyat.

People power akhir-akhir ini menjadi diksi beken dalam pertarungan politik nasional, dengan merujuk Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.

Amien Rais kerap mengancam menggerakkan people power seandainya pemilu dan pilpres 2019 dicurangi. Untuk diketahui, Amien Rais adalah pendukung Prabowo – Sandiaga Uno.

Baca Juga: Ngeri! Prabowo - Sandiaga Dapat 0 Suara di 6 TPS Boyolali

“That's named "People Power". Makanya Pak Prabowo jangan suka hina wajah/tampang orang Boyolali,” kata akun @9iomarco.

Load More