SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 97 kepala keluarga di Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang Jawa Tengah harus kehilangan tempat tinggal.
Lantaran, bangunan yang mereka dirikan tersebut dinilai liar karena menempati wilayah sungai yang sedang dalam proyek normalisasi.
Penggusuran tersebut dilakukan ratusan anggota Satpol PP Kota Samarang dibantu Polri dan TNI menggusur paksa 97 bangunan yang ada di bantaran sungai proyek Kanal Banjir Timur pada Kamis (9/5/2019) pukul 08.00 WIB.
Penertiban hunian warga itu tidak lancar, bahkan mengarah ricuh. Ratusan aparat dan warga sempat saling dorong, warga berusaha mempertahankan rumah tinggalnya. Karena kalah jumlah, warga hanya berusaha menghadang alat berat saja. Hingga akhirnya warga pun terpaksa merelakan rumahnya dirobohkan dengan eskavator.
Tak mau kalah, warga akhirnya hanya sempat meneriaki aparat, beberapa memaki dan memberikan sumpah serapah saat satu persatu rumah dirobohkan alat berat.
Beberapa emak-emak teriak histeris ketika rumahnya dirobohkan bahkan sampai ada yang menangis dan jatuh pingsan.
Sri Mulyani (41), salah satunya, dia hanya pasrah melihat rumah tinggalnya dirobohkan, air matanya tak kuat ditahan, spontanitas dia berujar jika perilaku aparat satpol PP tidak manusiawi menggusur saat bulan Ramadan.
"Iki poso-poso kok kelakuane koyok ngene (ini puasa kok perilakunya seperti ini). Kalian yang berseragam aparat hidupnya tidak akan mulia," sumpahnya dihadapan aparat.
"Wes ben wae mati (sudah lah saja mati), dosane ben kowe kabeh sing nganggo seragam sing nanggung (dosanya biar kalian semua yang pakai seragam menanggung)," timpal warga lainnya.
Baca Juga: Warga Pinangsia Kecam Penggusuran PAUD Saat Kegitan Belajar
Hingga sore ini, aparat Satpol PP masih melakukan pemerataan bangunan liar tersebut.
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Endro PM menyatakan, penggusuran terpaksa dilakukan kepada 97 rumah liar karena terdampak proyek normalisasi Banjir Kanal Timur.
"Kami hanya menegakan Perda, sudah sesuai SOP, hari ini kita mulai penertiban 97 hunian liar di Kalimati. Untuk melanjutkan proyek normalisasi Banjir Kanal Timur," kata Endro.
Camat Semarang Utara, Aniceto Magno Dan Silva menambahkan, pihaknya sebenarnya menyesal dan terpaksa harus dilakukan eksekusi tersebut pada bulan puasa.
"Kami terpaksa, karena warga sendiri selalu mengingkari mediasi, bahkan Pemkot sudah memberikan fasilitas pindah di Rusunawa," tuturnya.
Pihaknya justru menyayangkan sikap warga yang sudah difasilitasi namun menolak padahal hanya untuk pindah ketempat yang lebih layak dan gratis.
Berita Terkait
-
Rela Tak Melaut, Warga Tambaklorok: Kami Pilih Figur Capres bukan Caleg
-
Warga Kampung Akuarium Mau Perubahan, Berharap Ini ke Pemenang Pilpres 2019
-
Semarang Hujan Es, Muncul Butiran Kristal
-
Fenomena Langka Hujan Es Guyur Kota Semarang
-
12 Tahun Cari Keadilan, Warga Petamburan Tuntut Anies Ganti Rugi Rp 11 M
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik