SuaraJawaTengah.id - Partai Amanat Nasional (PAN) gagal mengirimkan satu pun caleg dari Jawa Tengah (Jateng) untuk duduk di kursi DPR RI, Senayan di Pemilu 2019. Padahal, pada pemilu sebelumnya partai berlambang matahari putih itu mampu merebut 8 kursi DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jateng.
Wakil Ketua DPW PAN Jateng, Agung Wisnu Kusuma, menilai kondisi itu sebagai hal yang sangat luar biasa. Kegagalan itu dianggap Agung lebih dikarenakan partainya tak kuat mengalami hantaman politik uang yang luar biasa masif dari para rival.
“Kondisinya seperti itu, kami anggap itu dinamis dari 8 ke 0. Salah satu faktor yang money politic. Kita enggak siap menghadapi tsunami money politic yang ada di Jateng," ujar Agung seperti dikutip dari Solopos.com, Selasa (14/5/2019).
Agung mengatakan, metode money politics di Jateng sudah seperti tsunami. Hal itu dikarenakan cara-cara meraih simpati massa dengan memberikan imbalan uang di Jateng tidak lagi dilakukan dengan cara terselubung, tapi terbuka.
“Ada salah satu caleg terpilih kami di wilayah Jateng selatan mengatakan, money politics sudah sangat terbuka. Bahkan, di depan rumahnya dimasuki partai lain yang menawarkan money politics. Untungnya, dia tetap terpilih. Tapi itu membuktikan betapa terbukanya cara-cara seperti itu,” terang Agung.
Kendati demikian, Agung memastikan PAN tidak akan menggunakan cara money politics untuk menghadapi pemilu ke depan. Pihaknya mengaku akan menggunakan cara-cara yang fair untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap PAN.
“Evaluasi jelas ada. Kita akan konsentrasi lagi 5 tahun ke depan, kalau kaget dan shock enggak, tapi evaluasi tetap ada,” katanya.
Selain masalah money politics, Agung mengaku kegagalan PAN di Jateng tahun ini juga disebabkan berbagai faktor. Salah satunya kesolidan PAN dalam mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 02 pada Pilpres 2019.
Raihan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Jateng yang tidak terlalu signifikan seakan sebanding dengan apa yang diraih PAN.
Baca Juga: Bertemu Presiden Jokowi, Agum Bahas Situasi Nasional Pascapemilu 2019
“Faktor lain yakni perpindahan kantor pusat BPN di Jateng (Solo). Dengan dipindahnya markas BPN di Jateng pertarungan lokal jadi terasa. Saat di Jakarta, pertarungannya lebih nasional,” imbuh dia.
Berita Terkait
-
Setara Institute Ungkap Identitas Penumpang Gelap Pemilu 2019
-
BPN Prabowo Tak Teken Formulir DC1, KPU: Tidak Pengaruhi Rekapitulasi
-
Komikus Jepang Sindir Pemilu 2019 Telan Ratusan Nyawa Petugas KPPS
-
Rekapitulasi Suara Pemilu Tingkat Nasional: Jokowi Unggul di 11 Provinsi
-
Diperiksa Polisi Semalaman, Eggi Sudjana Curhat Lewat Secarik Kertas
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif