Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Jum'at, 17 Mei 2019 | 22:29 WIB
Siti Rizqiyah Putri Dwi Ani, dara berusia 22 tahun, masih tak percaya namanya masuk dalam daftar caleg yang lolos pada rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 tingkat DPRD Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. [Suara.com/Adam Iyasa]

SuaraJawaTengah.id - Siti Rizqiyah Putri Dwi Ani, dara berusia 22 tahun, masih tak percaya namanya masuk dalam daftar caleg yang lolos pada rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 tingkat DPRD Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Bahkan, dia lebih tak percaya lagi perolehan suaranya jauh mengungguli caleg petahana separtainya di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dia menjadi salah satu dari dua orang perempuan Caleg PPP yang melenggang menjadi wakil rakyat di Kabupaten Rembang.

Mahasiswi semester 8 Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu berkisah, awalnya sempat menolak pinangan maju sebagai caleg dari PPP. Padahal sang Bupati Rembang Abdul Hafidz sendiri yang memintanya.

Baca Juga: Bocah SD di Tuban Kena Gendam, Diajak Naik Bus, Lalu Ditinggal di Rembang

"Pak Bupati awalnya menawarkan ke bapak saya, tapi bapak tidak berminat, lalu saya ditawari, saya kaget belum mau saat itu," papar gadis yang disapa Ani, saat ditemui di Kampus Unnes, Jumat (17/5/2019).

Tak patah arang, sang Bupati, kata Ani, lalu meminta doa restu dan petunjuk kepada ulama kharismatik Rembang KH Maimun Zubair.

Bupati mengatakan kepada Mbah Moen, PPP di Rembang membutuhkan seorang perwakilan rakyat dari kalangan biasa, bukan tokoh masyarakat atau para kyai yang sudah biasa menghiasi daftar caleg.

"Kata beliau harus ada perwakilan dari warga biasa, saya juga dapat masukan dari para senior partai. Ya akhirnya saya terima tawaran maju sebagai Caleg PPP di Dapil 3 Rembang," terangnya.

Seusai tercatat di daftar caleg tetap (DCT), bukan hal mudah pula bagi Ani menapak perjalan politik berkampanye. Melihat daftar para caleg di partainya yang maju, rupanya bertengger nama-nama kiai beken di Rembang.

Baca Juga: PTUN Tolak Gugatan Pertambangan Semen Indonesia di Rembang

Sebagai informasi, Rembang terkenal dengan sebutan tanah para santri, banyak kalangan pejabat dan legislatif bersumber dari para kiai dan golongan santri.

"Ya saya minder, harus disejajarkan dengan para kiai, kemampuan saya tentang agama minim, tapi saya kembali ingat pesan Pak Bupati dari Mbah Moen, jika mereka (masyarakat) itu saat ini pengin ada wajah baru yang mewakili sebagai rakyat, bukan sebagai kiai," ujarnya tanpa mengurangi rasa hormat pada para sesepuh kiai.

Mahasiswi Fakultas MIPA itu juga menyempatkan diri meminta doa restu kepada Mbah Moen, ikut dalam barisan masyarakat yang antre untuk sowan pada sang kiai.

"Itu dari Zuhur sampai Ashar antre, saya bersalaman sama beliau. Minta doa restu maju sebagai caleg dari PPP. Alhamdulilah Mbah Moen merestui dan berkata, saya doakan semoga Rembang banyak Srikandi-Srikandi baru di PPP," bebernya.

Mendapat doa dari ulama kharismatik, semakin membuat percaya diri Ani yakin maju sebagai caleg. Bersama tim suksesnya dia menerapkan strategi langsung mengunjungi rumah masyarakat.

"Karena saya belum dikenal, jadi langsung turun temui masyarakat, menjelaskan siapa saya, sampai benar-benar masyarakat tahu siapa saya," ujarnya.

Hingga hari perhitungan rekapitulasi di KPU Kabupaten Rembang, dia mampu unggul nomor satu di Dapil 3 Rembang, yang meliputi Kecamatan Sluke.

"Saya dapat 5.616 suara pada situng, dan unggul 400-an suara atas petahana. Alhamdulilah masyarakat memberi amanah pada saya," tukas gadis kelahiran 28 Agustus 1997 ini.

Kontributor : Adam Iyasa

Load More