SuaraJawaTengah.id - Tim search and rescue (SAR) gabungan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Minggu (2/6/2019), mengevakuasi seorang petapa yang kodisinya lemas karena kurang perbekalan di Pengunungan Muria, di Puncak Songolikur Desa Tempur, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BBPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto evakuasi itu dilakukan terhadap Nur Hasan (35), warga Dukuh Jrakahsari, Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Langkah tanggap darurat itu dilakukan setelah diterima informasi dari warga, Sabtu (1/6/2019) pukul 15.00 WIB.
Dari informasi itu, disebutkan ada seorang warga yang sedang menjalani tirakat untuk tinggal bertapa selama 40 hari di Pegunungan Muria, di Puncak Songolikur, Desa Tempur, Kecamatan Keling. Namun ia dalam kondisi lemas karena kurangnya bahan perbekalan dan logistik untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga tersebut, diketahui berada di Puncak Songolikur sejak tiga pekan lalu. Sejumlah warga sekitar, sudah berupaya membujuk Nur Hasan untuk diajak turun, namun ia selalu menolak dan bersikeras untuk menyelesaikan tirakatnya tersebut.
"Terakhir kondisi warga tersebut diketahui oleh seorang pendaki dan sukarelawan dari Kota Semarang yang melihat kondisinya lunglai dan kesehatan semakin menurun. Kemudian meminta bantuan BPBD Jepara dan sukarelawan gabungan untuk melakukan upaya evakuasi," ujar Arwin seperti dilansir dari Solopos.com (jaringan Suara.com), Senin (3/6/2019).
Sekitar pukul 16.00 WIB, Satgas Tim Reaksi Cepat dan BPBD Jepara bersama sukarelawan melakukan pergerakan ke Desa Tempur sebagai posko lapangan. Pada pukul 19.45 WIB, regu pertama mulai bergerak ke Puncak Songolikur dan pukul 21.00 WIB menemukan warga tersebut dalam kondisi lemas.
"Setelah dibangunkan, diberi makanan agar kondisinya membaik, dan diminta keterangan tentang identitas dan keluarga, serta melakukan upaya agar bersedia untuk turun gunung," katanya.
Kemudian pada pukul 22.30 WIB, regu kedua bersama tenaga medis menuju puncak dan bergabung dengan regu pertama. Lalu melakukan upaya evakuasi menuju posko lapangan di Balai Desa Tempur. Pada pukul 00.35 WIB, seluruh regu evakuasi dan pertapa tersebut sampai di posko lapangan.
Minggu dini hari, sekitar pukul 01.50 WIB, petapa itu dipertemukan dengan ibu kandung dan keluarganya yang dibawa oleh tim untuk menunggu di Puskesmas Keling 1.
Baca Juga: Polda Jabar Siapkan Helikopter untuk Evakuasi Pemudik yang Sakit
"Hasil observasi tim medis, warga tersebut seharusnya menjalani rawat inap, namun menolak, sehingga dikembalikan kepada keluarganya," ujarnya.
Desa Tempur sudah mengantongi status sebagai desa tangguh bencana dan memiliki sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam penanggulangan bencana dan struktur resmi oleh pemerintah desa.
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
5 Mobil Bekas Irit BBM, Harga di Bawah Rp115 Juta, Pilihan Cerdas Keluarga Muda
-
Sambut Pergantian Tahun, Indosat Siapkan Jaringan 5G Terluas di Semarang, dan Pacu Ekonomi Digital
-
Semarang Diguyur Hujan Ringan: Waspada Potensi Banjir Rob dan Dampak Ekonomi
-
Desa Sumberagung Grobogan Kini Terang Benderang: BRI Peduli Hadirkan 10 PJU Tenaga Surya
-
Kudus di Ujung Tanduk: Menteri LHK Ancam Sanksi Berat Imbas TPA Berbahaya di Atas Tebing