Chandra Iswinarno
Senin, 17 Juni 2019 | 13:36 WIB
Gunung Slamet yang berada di Jawa Tengah. [Suara.com/Teguh Lumbiria]

“Kalau dari kami sih karena kami memang secara misi ada sisi pemberdayaan, artinya misi pemberdayaan masyarakat rencana kami dikerjasamakan dengan masyarakat setempat dengan LMDH setempat,” kata Sugito.

Sugito menyampaikan, komunikasi terkait kerja sama itu sudah dilakukan. “Negosiasi dengan LMDH juga sudah hampir final. Nanti tinggal masalah teknis, base camp dan lain-lain.

Nanti kalau penyerahan resmi turun, jadinya kita sudah siap untuk melanjutkan,” kata Sugito.

Kemudian penyesuaian lainnya, berlaku untuk tiket pendakian. “Sebelumnya tiket pendakian Rp 20.000. Nantinya, penyesuaian tarit tiket direncanakan menjadi Rp 25.000 dengan model 1 tiket. Penyesuaian tarif semata-mata untuk memaksimalkan pelayanan,” kata dia.

Tiket tersebut akan digunakan untuk pengelolaan hingga keperluan beragam hal dalam pendakian. Sugito merinci, tiket sudah berlaku untuk asuransi pendaki serta biaya untuk kas LMDH dan KPH Banyumas Timur sebagai pengelola. Termasuk di dalamnya, untuk kebutuhan tim SAR, serta kebersihan dan keamanan lingkungan.

Untuk perhatian di bidang kebersihan, misalnya, nanti regulasi dari KPH akan dilakukan patroli sampah secara rutin. Tujuannya supaya terjamin kebersihan di jalur pendakian.

“Jadi termasuk kebutuhan proses evakuasi, maupun bidang lain kita benahi. Peralatan sampai pelatihan pemantapan juga dilakukan, bila diperlukan,” kata dia.

Kontributor : Teguh Lumbiria

Baca Juga: Warga Sekitar Gunung Slamet: Pak Jokowi, Tolong Kami....

Load More