SuaraJawaTengah.id - Peternak yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah beserta perusahaan penyuplai ayam hidup mengaku rugi besar dengan harga jual ayam hidup di pasaran.
Mereka memprotes harga ayam hidup yang turun drastis di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP). Aksi protes mereka dengan membagikan 12.500 ekor ayam gratis pada masyarakat.
Seperti yang diakui perusahaan penyuplai ayam hidup PT Super Unggas Jaya (Suja) di Semarang. Perusahaan penyalur tersebut juga mengaku rugi besar, lantaran HPP jatuh dibanding harga pasaran pada pedagang besar dan eceran.
"Kami ambil dari peternak, HPP kita Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu, tapi harga jual kembali dibawah angka Rp 10 ribu," kata Ika Meta, dari PT Suja, usai bagi-bagi ayam gratis di Pasar Bulu Semarang, Rabu (26/6/2019).
PT Suja merupakan perusahaan penyuplai yang ditunjuk Pinsar Jateng untuk mendistribusikan ayam gratis ke sejumlah titik pasar dan tempat lainnya di Semarang sebanyak 12.500 ekor ayam pada hari itu.
Turunnya harga ayam hidup di pasaran menurutnya mulai terlihat saat lebaran, kemudian makin jatuh sepekan setelah lebaran.
"Ada over suplai, parahnya sepekan setelah lebaran. Harusnya kan harga saat lebaran dan paska itu lagi bagus-bagusnya, tapi ini kebalikan," ujarnya.
Pihaknya juga merasa bingung terjadinya over suply, padahal demand (permintaan) stabil. Dimana untuk kebutuhan pasar Semarang per hari perusahannya mendistribusikan sebanyak 60 - 70 ribu ekor ayam.
"Lebaran malah naik tiga kali lipat permintaan, tapi ya itu over suply, dari peternak yang siap panen 35 hari persiapan masih menumpuk belum dipanen," bebernya.
Baca Juga: Bagi-Bagi Ribuan Ayam Gratis, Ini Tuntutan Apayo
"Harga di pasar untuk konsumen sebenarnya stabil, diangka Rp 30 ribuan ayam potong, tapi harga ayam hidup di kandang dibawah HPP. Tidak ada penyesuaian," imbuhnya.
Menurutnya, semua terdampak efek over suply terutama para peternak dan para perusahaan supplier sepertinya. Namun berbeda kebalikan pada tingkat pedagang besar dan eceran.
"Perusahan suplier akan mendistribusikan lagi ke broker, turun ke bakul, ke pedagang besar, ke pengecer, baru ke penjual pasar dan konsumen," jelasnya.
Dari mata rantai distribusi itu, kata Meta, yang masih bisa mendapat untung pada tingkat broker sampai pengecer. Mereka masih mempunyai nilai sepelling keuntungan penjualan antara Rp 2 ribu sampai Rp 2.500 per kilo ayam hidup.
"Dijual ke broker atau pedagang besar ya dibawah Rp 10 ribu, dari broker ke pengecer biasanya ada spelling sendiri biasanya Rp 2 ribu sampai Rp 2.500. Harusnya harga di pasar kan di bawah angka yang beredar," katanya.
Sementara, peternak ayam asal Semarang Dani Wardoyo mengalami kerugian besar pada peternakan ayamnya. Sebagai peternak rakyat dia hanya pasrah, bahkan ayamnya masih menunggu untuk dipanen padahal hampir melewati batas masa panen 35 hari.
Berita Terkait
-
Bagi-Bagi Ribuan Ayam Gratis, Ini Tuntutan Apayo
-
Harga Ayam Ras Anjlok, Pinsar Jateng Sebut Ini Penyebabnya
-
Polda DIY Siapkan Satgas Pangan Tindak Mafia Ayam Bila Memainkan Harga
-
Aksi Bagikan Ribuan Ayam Gratis, Pinsar: Ini Sebagai Bentuk Sakit Hati Kami
-
Harga Ayam Jatuh di Level Peternak, UGM Imbau Pemerintah Turun Tangan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72
-
15 Tempat Wisata di Kebumen dan Sekitarnya yang Cocok untuk Libur Sekolah dan Tahun Baru
-
Sambut Natal Penuh Suka Cita, BRI Renovasi Gereja Kristen Jawa Purwodadi
-
Ancaman Krisis Finansial Intai Gen Z, Melek Asuransi Jadi Kunci Resolusi Tahun Depan