Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 26 Juni 2019 | 15:56 WIB
Tangkapan layar dari video WhatsApp Story. [WhatsApp]

SuaraJawaTengah.id - Pembagian 12.500 ekor ayam hidup gratis kepada masyarakat Semarang, Jawa Tengah tercoreng perilaku yang diduga oknum dengan melarikan ratusan ayam hidup kepada salah satu bakul (pedagang besar).

Parahnya, ratusan ayam hidup gratis tersebut dibawa menggunakan fasilitas negara, sebuan ambulans berplat merah dengan kode nomor polisi milik Dinas Kesehatan Pemkot Semarang.

Rekaman video yang didapat Suara.com dari WhatsApp Story seseorang pada aksi bagi-bagi ayam gratis di Semarang, menunjukan seorang bakul tengah merekam kegiatan pemotongan ratusan ayam di rumah potong ayam (RPA).

Dalam rekaman lalu menunjukan jika ayam-ayam itu dibawa khusus menggunakan ambulan. Mobil ambulan juga terparkir di area rumah pemotongan ayam, jelas terlihat jika plat nomor polisi adalah plat merah kode H-G.

Baca Juga: Senangnya Dewi Dapat Ayam Gratis untuk Dimasak Sendiri

Potongan suara rekaman seorang pria menceritakan jika perekam mendapatkan ratusan ayam gratis tersebut dari Dinas Sosial Kota Semarang, lalu di bawa ke rumah pemotongan dengan cara dinaikan ke mobil ambulans.

"Iki lho bagi-bagi ayam karo Dinas Sosial, ditumpake ambulans, ngopo lho maksude iki? ora ono seng loro neng umah, ki bagi-bagi ayam ke panti-panti ditumpake ambulan. (Ini loh bagi-bagi ayam bersama Dinas Sosial, diangkut menggunakan ambulans. Apa ini maksudnya? Tidak ada yang sakit di rumah, ini bagi-bagi ayam menggunakan ambulans " ucap suara dalam rekaman tersebut.

PT Super Unggas Jaya (Suja) selaku pihak yang ditugaskan mendistribusikan ayam gratis oleh Pinsar mengaku kecewa dengan ratusan ayam yang dilarikan oknum menggunakan mobil ambulans.

"Itu kalau saya lihat di video ayam diambil banyak, itu sepertinya dibawa pedagang besar bakul ke rumah pemotongan ayam (RPA) mandiri," kata petugas PT Suja, yang minta dirahasiakan namanya.

Menurutnya, cara seperti itu telah mencederai perasaan peternak, perusahaan ayam, dan masyarakat yang prihatin harga ayam hidup sedang jatuh.

Baca Juga: Harga Ayam Hidup Dibawah HPP, Peternak dan Perusahan Sama-sama Buntung

"Itu kan berarti tempat lokasi pembagian ayam nya tidak tepat sasaran, padahal banyak masyarakat yang antre pengin dapat ayam gratis," katanya.

Dia juga menyesalkan cara angkut ayam menggunakan ambulan. Seharusnya jika ayam jumlah banyak bisa menggunakan boks terbuka seperti kebiasaan para bakul mengangkut ayam ke RPA.

"Kalau dia minta motongin kenapa pakai ambulans, kan bisa pakai bak terbuka," tuturnya.

Terkait kemungkinan ada oknum yang terlibat dalam menyalahgunakan wewenang pembagian ayam kepada yang tidak berhak. Pihaknya belum bisa memastikan lantaran belum ada laporan yang masuk kepada pihaknya.

"Kalaupun ada oknum, harusnya jangan bertindak seperti itu, kan ada yang lebih berhak tepat sasaran seperti masyarakat umum yang butuh konsumsi daging ayam," tukasnya

PT Suja bertugas membagikan 12.500 ekor ayam hidup ke sejumlah titik di Kota Semarang seperti Panti Mardi Utomo di Jalan Kramas Tembalang sebanyak 2.000 ekor, Dinas Pertanian Kota Semarang ada 3.000 ekor, Pasar Bulu 1.500 ekor, Pasar Dargo 1.500 ekor, Pasar Jatingaleh 1.000 ekor, Pasar Relokasi MAJT 1.250 ekor, dan Pasar Pedurungan 1.250 ekor.

"Dibagi ke masyarakat 11.500 ekor, dan 1.000 ekor itu diminta sama Polda Jateng dalam bentuk ayam yang sudah daging potong," katanya.

Kontributor : Adam Iyasa

Load More