SuaraJawaTengah.id - Jumlah desa terdampak akibat kekeringan yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah bertambah menjadi tiga desa.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Arief Rahman seperti dilansir Antara, Kamis (4/7/2019).
"Hari ini kami mendapat laporan desa yang terdampak kekeringan menjadi tiga desa," kata Arief.
Arief merinci, tiga desa tersebut meliputi, Desa Ampeksari, Desa Kebutuhjurang, dan Desa Jalatunda.
"Untuk Desa Jalatunda kami sudah mendistribusikan dua armada tanki air dengan total sekitar 10.000 liter air ke lokasi tersebut," katanya.
Meski begitu, pihaknya baru akan mendistribusikan air bersih ke Desa Ampeksari dan Desa Kebutuhjurang pada Jumat (5/7/2019).
"Untuk dua desa lainnya rencananya Jumat kita distribusikan air bersih untuk warga yang membutuhkan," katanya.
Sementara itu, pihaknya juga terus menyiagakan personel dan mobil tangki air yang siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Masyarakat yang memiliki informasi kejadian krisis air bersih di wilayahnya agar segera menghubungi BPBD Banjarnegara. Apabila ada laporan dari masyarakat terkait krisis air bersih maka tim kami akan segera meluncur," katanya
Baca Juga: Musim Kemarau, Jumlah Warga yang Terdampak Kekeringan di Banyumas Bertambah
Sebelumnya, Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk menghemat penggunaan air sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan di wilayah setempat.
Bupati mengatakan, pihaknya telah meminta BPBD Banjarnegara untuk memastikan kelancaran proses distribusi air bersih ke wilayah yang membutuhkan.
"Saya sudah perintahkan Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara untuk mengawal langsung kegiatan distribusi air bersih ke wilayah terdampak," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan tren curah hujan di wilayah Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya terus mengalami penurunan karena wilayah ini sudah mulai memasuki musim kemarau sejak awal bulan Juni 2019. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik