SuaraJawaTengah.id - Mbah Ngat (90), begitu warga RT 2 RW 4 Kelurahan Gabahan Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah menyebut nama Ngatini, saat Suara.com mencoba mencari petunjuk kediamannya.
Menuju rumahnya harus melalui gang sempit dan sedikit kumuh, karena berada di lingkungan padat di tengah Kota Semarang. Hingga jalan buntu akhirnya menemukan rumah yang dituju.
Rumahnya ada paling pojok di lingkungan RT 02, berukuran sekira 3 x 6 meter, bangunan itu memanjang dan menempel pada satu gedung yang ada dibaliknya.
Tak ada ruang tamu, langsung tembus ruang belakang sekaligus kamar tidur yang dihuni putra semata wayang Mbah Ngat, Sutejo (58) berserta keluarganya. Bahkan kamar mandi darurat terletak di pintu depan rumah, dengan dilengkapi pompa air manual.
Saat ditemui, Mbah Ngatini sedang tertidur pulas di kursi panjang di depan rumahnya. Wajahnya lusuh, alas kakinya tampak mengering dan kotor. Bahkan luka di telapak kakinya, mengidentifikasikan jika penyakit gula melandanya.
"Ya sudah lama kena gula, tapi tak dirasa. Tidak pernah periksa karena tidak punya uang," ucap Sutejo pada Rabu (10/7/2019).
Menurut Sutejo, luka itu kerap dikerumuni semut, namun Ngatini hanya bisa diam. Seolah tak merasa jika diabetes mellitus mulai menggerogoti fisiknya. Dalam kesehariannya, Sutejo bekerja menjadi tenaga tukang batu sembari berusaha merawat sebaik-baiknya ibu tercintanya.
Kehidupan sehari-harinya terbilang kurang dari cukup. Mirisnya, dia mengaku tidak mendapat hak jaminan sosial dari pemerintah. Tidak mendapat fasilitas kesehatan, jatah beras rakyat, gas subsidi, atau Kartu Indonesia Pintar padahal anaknya yang berkebutuhan khusus juga putus sekolah. Keluarga ini hanya mendapat instalasi listrik 900 Watt bersubsidi.
"Tidak ada jaminan sosial apa pun dari program pemerintah Pak Jokowi, ada Jamkesmaskot tapi bingung caranya periksa ke Puskesmas, katanya harus pakai KIS," beber Sutejo.
Baca Juga: Kementerian PUPR Renovasi 1.048 Rumah Warga Miskin di Depok
Sebagai wong cilik, Sutejo hanya berharap kepedulian pemerintah untuk lebih turun ke masyarakat menengok orang sepertinya. Bukan untuk dikasihani, lebih dari itu wujud kepedulian pemerintah.
"Wong cilik bisa apa mas, mau ngurus apa-apa serba bingung, hanya punya kartu keluarga saja, kalau bisa orang seperti kami difasilitasi, didata. Masa yang punya motor saja malah dapat jaminan sosial," keluh kesah Sutejo.
Soal aktifitas Ngatini, Sutejo mengaku hanya bisa membiarkan ibunya melakukan sekehendak dia. Termasuk saat video pada unggahan media sosial Twitter @realaction_bandung, yang diretwit akun @juventini_3rwin, pada Selasa (9/7/2019).
Video itu menjadi viral lantaran Ngatini sedang tergeletak di halaman depan sebuah sekolah swasta bonafid di Kota Semarang. Tak ada orang yang peduli, padahal banyak warga sedang antri di beberapa warung makan di sekitarnya.
"Ya itu dua hari tidur di situ, sampai Dinas Sosial Jateng ikut datang menjemput untuk dibawa pulang balik ke rumah," kata Sutejo.
Aktivitas Ngatini, kata Sutejo memang selalu pergi 'mengembara' begitu saja keliling lingkungan sekitar Kelurahan Gabahan. Namun dipastikan akan pulang pada sore hari kembali ke rumah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025