SuaraJawaTengah.id - Kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo berdampak pada aktivitas warga di sekitarnya. Termasuk puluhan pemulung yang sehari-hari menggantungkan hidupnya mencari sampah di TPA tersebut.
Tebalnya asap sampah yang terbakar membuat para pemulung memilih menghentikan pencarian sampah.
Salah satunya adalah Tuminah. Nenek 60 tahun dari Plesungan, Karanganyar, Jawa Tengah itu sudah puluhan tahun menjadi pemulung di TPA Putri Cempo. Setiap pagi, Tuminah bersama dengan puluhan pemulung lain selalu datang ke TPA. Mereka mencari sampah plastik dari gunungan sampah yang ada.
Tetapi, adanya kebakaran sampah membuat Tuminah tidak bisa mengais sampah plastik seperti biasanya. Dia tidak kuat dengan asap kebakaran sampah yang ada.
Baca Juga: Gunungan Sampah Lebih Dari Tujuh Meter di TPA Putri Cempo Terbakar
"Tadi pagi berangkat mencari sampah pukul 08.00 WIB. Tetapi api sudah kembali membesar, dan saya takut untuk mencari sampah," katanya saat ditemui Suara.com di lokasi, Selasa (30/7/2019).
Api yang semakin membesar dan asap yang tebal, membuat Tuminah memilih istirahat. Jumlah sampah yang didapatkannya pun tidak sebanyak biasanya. Tetapi, apa mau dikata raga tuanya pun tidak mampu untuk menembus tebalnya asap yang terus membumbung.
"Ini cuma dapat sedikit sampah plastik. Saya takut, soalnya api membesar dan asapnya tebal," katanya.
Selama kebakaran terjadi, Tuminah juga mengenakan masker seadanya. Bau sampah sebenarnya bukan menjadi hal baru. Tetapi, asap dari sampah membuat nafasnya sedikit terengah.
Sehingga, Tuminah pun memilih tidak melanjutkan mencari sampah plastik. Hal yang sama disampaikan oleh pemulung lainnya, Mbiyem (65).
Baca Juga: Sampah di TPA Cipayung Capai 1.000 Ton Per Hari
Nenek yang sudah puluhan tahun mencari sampah di TPA Putri Cempo itu mengaku tidak kuat lagi dengan asap kebakaran. Selain itu, Mbiyem juga takut dengan kobaran api dari kebakaran.
"Apinya cukup besar, anginnya juga kencang. Kami istirahat dulu takut juga," katanya.
Sebagai alternatifnya, Mbiyem lebih memilih mengais sampah di tempat-tempat yang lebih aman. Tetapi, hasilnya pun tidak sebanyak jika mencari si gunungan sampah. Tetapi, tidak ada pilihan lain jika tidak ingin pulang ke rumah dengan tangan hampa.
Sementara itu, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Solo dan relawan terus melakukan upaya pemadaman.
"Pemadaman ini terkendala lokasi titik api yang sulit dijangkau. Kemudian angin juga kencang, kami terus berupaya untuk menyiram ke lokasi kebakaran," ungkap kepala Dinas PMK Solo, Gatot Sutanto.
Kontributor : Ari Purnomo
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Dukungan Jokowi dan Prabowo Tak Mampu Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin? Ini Hasil Survei SMRC
-
Semarang Diperkirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Tetap Waspada
-
Pentingnya Sanitasi Dasar untuk Kesejahteraan Warga Jawa Tengah
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Purwokerto: Trik Manfaatkan AI Untuk Sumber Pendapatan Baru
-
Produktivitas Sumur Tua Melejit, BUMD Blora Hasilkan 410.000 Liter Minyak!