SuaraJawaTengah.id - DPD Partai Hanura Jawa Tengah (Jateng) mengaskan bahwa kegiatan sarasehan yang dihadiri 13 DPC Hanura se Jateng tidak berizin. Selain itu, para peserta juga merasa dijebak saat menghadiri kegiatan tersebut.
Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua DPD Partai Hanura Jateng Bambang Raya pada Selasa (20/8/2019). Bambang menambahkan akibat adanya lertemuan tersebut memberikan dampak yang luar biasa.
"Pernyataan tersebut sudah memberikan dampak yang luar biasa. Dampaknya sampai ke nasional. Pertemuan itu tidak mendapatkan izin dari DPD," kata Bambang.
Dalam pertemuan tersebut, Bambang mengatakan, para peserta diundang sebagai peserta sarasehan. Akan tetapi, ternyata saat menghadiri kegiatan tersebut ternyata isinya lain.
"Sehingga para peserta ini merasa dijebak, ditipu dan kecolongan. Setelah pertemuan itu teman-temang yang hadir merasa menyesal dan menghubungi saya," katanya.
Dari 13 DPC sudah ada 10 yang sudah menghubungi DPD. Masih ada dua DPC yang belum menghubungi DPD.
"DPC Solo dan DPC Magelang belum menghubungi kembali. Kalau yang lain mau menghubungi kami secepatnya, jangan lama-lama," katanya.
Bambang mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada inisiator dari pertemuan tersebut. Setidaknya, DPD akan melakukan Plt terhadap ketua DPC.
"Yang menjadi inisiator kan Ketua DPC Solo, nanti akan kami Plt. Kalau yang lain kan cuma hadir," ucapnya.
Baca Juga: OSO Dinilai Tak Mampu Jaga Soliditas, 13 DPC Hanura Desak Munas Dipercepat
Pada kesempatan yang sama, Sekjen DPD Partai Hanura Adeng Sudarwanto menyampaikan, dalam undangan yang disampaikan ke DPD bahwa pertemuan tersebut adalah rapat koordinasi.
"Padahal undangan rapat koordinasi itu tidak ada. Itu pertemuan seharusnya untuk bahan dibawa ke Rapimda di Bandungan pada 24-25 Agustus mendatang, tapi ternyata isinya lain," katanya.
Untuk diketahui, sedikitnya 13 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura di Jawa Tengah (Jateng) menyampaikan pernyataan sikap terkait nasib partai setelah pemilu. Selain itu, mereka juga mendesak agar musyawarah nasional (Munas) dipercepat supaya nasib partai bisa tetap eksis dalam kancah perpolitikan nasional.
Ketua DPC Hanura Solo Abdullah AA, sekaligus juru bicara perwakilan 13 DPC, menilai selama berada di bawah pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) suara Hanura mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pada Pemilu 2014, partai Hanura mampu mendapatkan suara mencapai 5,26 persen. Tetapi, saat Pemilu 2019 suara yang didapatkan hanya 1,54 persen saja.
Kontributor : Ari Purnomo
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC