SuaraJawaTengah.id - Mahasiswa asal Papua di Purwokerto, Jawa Tengah mengaku tidak mengalami masalah dengan lingkungan, baik di kampus maupun warga sekitar.
Hal itu diutarakan oleh seorang mahasiswa asal Papua, Fransiskus Balagaize (20) saat ditemui Suara.com di Pusat Kegiatan Mahasiswa Unsoed, Purwokerto pada Selasa (20/8/2019).
Frans, demikian akrab disapa berasal dari salah satu pelosok di Merauke. Namun, saat musim libur sekolah, dulu, ia biasa tinggal di Kota Merauke.
“Rumah saya agak jauh. Tapi kalau libur sekolah, biasanya tinggal di (Kota) Merauke,” kata Frans.
Remaja 20 tahun ini bisa menjadi mahasiswa Unsoed berkat Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik). Kini, terhitung sudah 4 tahun dia tinggal di Purwokerto. Di kota keripik itu, dia tinggal di kontrakan, masih sekitar kampus. Ia tinggal bersama rekan dari Papua.
“Kami ngontrak ada delapan kamar. Satu kamar lagi dipakai ibu kos atau ibu kontrakan,” kata anggota Himpunan Mahasiswa Papua (Himapa) di Banyumas ini.
Sekalipun tinggal bersama rekan dari Papua, ia kerap bermain dengan mahasiswa dari luar daerah, termasuk mahasiswa pribumi.
“Di kontrakan saja, kalau malam (mahasiswa dari luar daerah) sering main, untuk ngobrol,” kata dia.
Di luar kampus, ia juga tergabung dalam tim futsal bernama bintang timur. Tim futsal itu berasal dari berbagai daerah, seperti Papua, Maluku maupun Flores.
Baca Juga: Trauma Insiden Spanduk, Asrama Mahasiswa Papua di Semarang Menolak Tamu
“Itu supaya kami bisa saling kenal dengan (mahasiswa luar daerah) yang dari timur. Kalau malam Minggu kami sering main dengan tim futsal lain,” kata dia.
Selama tinggal di Purwokerto, dia mengaku tidak pernah mengalami masalah. Ini tidak terlepas dari usahanya untuk bisa bergaul dengan lingkungan.
“Rahasia saya itu misalkan mudah senyum pada orang lain, orang baru, bisa begaul,” kata dia.
Frans tergolong mahasiswa yang rajin dan aktif. Ia mengaku sadar, sebagai seorang mahasiswa penting untuk terus berbenah dan menjalankan tugas dengan baik.
“Kami kembali lagi tujuan awal kami, kan untuk belajar. Bukan untuk yang lain. Kita harus selesaikan studi kita,” kata dia.
Sikap seperti itu, lanjut dia, yang selalu ditanamkan oleh senior mahasiswa Papua di Purwokerto kepadanya, juga rekan lain. Diajak berbicara mengenai Indonesia, Frans menyebut sebagai negara yang memiliki keberagaman suku dan budaya.
Berita Terkait
-
Trauma Insiden Spanduk, Asrama Mahasiswa Papua di Semarang Menolak Tamu
-
Mahasiswa Papua di Tangerang Gelar Aksi Solidaritas
-
Mahasiswa Asal Papua di Malang: Kami Aman Nyaman
-
Muncul Spanduk di Asrama Mahasiswa Papua: Siapa pun yang Datang Kami Tolak!
-
Telepon Lukas Enembe, Ganjar: Saya Jamin Keamanan Mahasiswa Papua di Jateng
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC